REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengaku telah menyiapkan sedikitnya 37 ribu taruna siaga bencana (tagana) untuk berada di garis terdepan penyiapan kebutuhan pangan dan psikosial.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos Harry Hikmat mengatakan sebenarnya anggaran penanggulangan bencana relatif terbatas tahun 2017 ini, hanya Rp 235 miliar dari jumlah sebelumnya Rp 350 miliar.
Penurunan anggaran ini karena fungsi koordinasi yang ditingkatkan terkait Penerima Bantuan Iuran (PBI). Tetapi, kata dia, walaupun demikian Kemensos selalu siap untuk menangani kedaulatan dengan mengoptimalkan peran masyarakat.
Saat ini dioptimalkan keberadaan Tagana yang sudah mencapai 37 ribu orang dan setiap ada bencana mereka selalu terdepan mengatasi masalah kedaulatan.
"Ini termasuk penyiapan pemenuhan kebutuhan pangan melalui dapur umum lapangan maupun juga untuk layanan psikososial," katanya, saat pemaparan 3 tahun kinerja Kemensos di bawah Joko Widodo- Jusuf Kalla, di Jakarta, Kamis (19/10).
Ia menambahkan, sebanyak 7.900 tagana sudah terlatih yang memberikan pelayanan psikososial. Jadi, kata dia, Tagana disiagakan tidak hanya pemberian kedaulatan bidang pangan atau logistik tetapi juga dari memberikan layanan psikososial.