REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Terdata ada sekitar 49 titik rawan banjir di Kota Bekasi. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bekasi mencatat, titik banjir tersebut terjadi akibat air kiriman dari Bogor maupun karena wilayah tersebut berada di daerah cekungan yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya air. "Seluruh titik banjir itu tersebar di 10 kecamatan dari 12 kecamatan di Kota Bekasi," kata Kepala Dinas PUPR Kota Bekasi, Tri Adhianto, Kamis (19/10).
Menurut Tri, 49 titik itu adalah pertimbangan teknis untuk diatasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dinas PUPR. Dia menambahkan, target Dinas PUPR adalah menangani 200 Hektare (Ha) wilayah yang tergenang banjir selama lima tahun berturut-turut.
Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Bekasi Dicky Iriawan menjelaskan, upaya yang akan dilakukan Dinas PUPR dalam mengantisipasi banjir adalah dengan melakukan pembersihan sampah sesering mungkin untuk melancarkan aliran air. Menurut Dicky saat ini terdapat beberapa pompa air yang tidak dapat berfungsi secara optimal karena ada tumpukan sampah yang menghambat proses pemompaan (pumping). "Seharusnya saat air datang pompa sudah otomatis pumping, tapi yang terjadi pompa sering tersangkut sampah jadi tidak bisa pumping," kata Dicky.
Masalah lain, dia mengatakan, adalah kondisi Kota Bekasi sebagai hulu dari wilayah Cileungsi dan Cikeas, Bogor sehingga penumpukan volume air akan lebih tinggi, mengingat air dari wilayah hilir juga akan mengalir ke Kota Bekasi. Dicky menjelaskan, PUPR berencana akan membangun tempat penyimpanan air bawah tanah (long storage) yang direncanakan akan mulai dibangun pada 2018 nanti. "Insya Allah tahun ini tendernya tahun depan dimulai pembangunannya," kata Dicky.
Dia menjelaskan, Kota Bekasi saat ini memiliki sekitar 30 tempat penampungan (polder) air. Polder terbesar, kata dia akan dibangun di salah satu titik banjir, yaitu Rawa Pasung dengan penggalian tiga lubang penampungan. "Polder besar yang telah berjalan saat ini ada dua, yaitu Pengasinan dan Galaxy. Untuk saat ini treatment-nya hanya itu, jadi kita akan menahan air, kalau limpahan kita akan gunakan tanggul," kata Dicky.