Rabu 18 Oct 2017 12:00 WIB

Tim SAR Empat Negara Pantau Kondisi Gunung Agung

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Basarnas menjadi tuan rumah pertemuan International Search and Rescue Advosiry Group (INSARGAC), organisasi global beranggotakan lebih dari 80 negara di dunia yang menangani kegiatan pencarian dan pertolongan pada bencama perkotaan.
Foto: REPUBLIKA/Muthia Ramadhani
Basarnas menjadi tuan rumah pertemuan International Search and Rescue Advosiry Group (INSARGAC), organisasi global beranggotakan lebih dari 80 negara di dunia yang menangani kegiatan pencarian dan pertolongan pada bencama perkotaan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) siap merespons kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung. Direktur Operasi SAR Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Ivan Ahmad Rizki Titus mengatakan, tim SAR dari empat negara menyempatkan diri berkunjung memantau kondisi terkini Gunung Agung di Karangasem.

"Kemarin tim SAR dari Jenewa - kantor pusat International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) - ikut ke Posko Tanah Ampo. Ada juga tim dari Singapura, Korea Selatan, dan Prancis," kata Ivan kepada Republika, Rabu (18/10).

Ivan mengatakan, tim dari empat negara tersebut juga sempat mengunjungi beberapa titik lokasi kawasan rawan bencana (KRB) di Karangasem. Status Gunung Agung masih di level empat atau awas sejak 22 September 2017.

"Masa tanggap darurat memang sudah lewat. Tim-tim ini melihat kesiapan daerah (Bali) sudah bagus. Semua sudah terorganisir," kata Ivan.

Basarnas sampai saat ini belum melakukan simulasi darurat bencana erupsi Gunung Agung. Ivan mengatakan, sebelumnya anggota sudah melakukan simulasi saat Gunung Merapi meletus. "Di sini kita koordinasi saja," katanya.

Basarnas adalah lembaga pemerintah di bidang pencarian dan pertolongan yang sarat nilai-nilai kemanusiaan. Organisasi ini tentu saja bertanggung jawab terhadap keselamatan nyawa manusia dari ancaman bencana alam.

INSARAG fokus pada penanganan bencana yang mengakibatkan bangunan runtuh akibat gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan tanah longsor. Pertemuan INSARAG di Bali membahas masalah teknis dan masukan untuk tim sesuai kemajuan teknologi.

Anggota INSARAG yang sampai saat ini berjumlah 91 negara akan saling membantu negara anggota bila terjadi bencana skala besar dan masif. Tugas utama tim aalah mencari dan menyelamatkan korban yang tertimbun reruntuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement