REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Triputra Agro Persada (TAP) merupakan salah satu perusahaan perkebunan nasional yang ikut dalam program peremajaan tanaman kelapa sawit yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Melalui anak usahanya PT Brahma Binabhakti (BBB) yang berlokasi di Jambi, Grup TAP menyertakan 334 hektar kebun swadaya milik 106 KK petani.
"Dengan program peremajaan tanaman sawit ini diharapkan produktifitas tanaman meningkat dari sekitar 3 ton CPO per hektar per tahun saat ini, menjadi di 8 ton CPO per hektar," kata George Oetomo, Presiden Direktur PT PT Brahma Binabhakti, dalam rilisnya, kemarin.
Grup TAP yang beroperasi di sejumlah provinsi di Sumatera dan Kalimantan mengelola belasan ribu hektar kebun swadaya milik masyarakat yang perlu diremajakan. Di lingkungan PT BBB saja terdapat 4.278 hektar kebun plasma milik 1.504 KK yang siap berpotensi untuk ditanami kembali dalam lima tahun ke depan.
"Dengan inisiatif pemerintah pusat dan dukungan kuat dari pemerintah daerah Jambi program Replanting ini akan meningkatkan pendapatan pekebun swadaya secara signifikan," lanjut George Oetomo. PT BBB sebagai mitra pekebun swadaya menjadi salah satu pionir untuk mensukseskan program ini sesuai dengan visi misi perusahaan yg ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sementara itu CEO Triputra Agro Persada, Arif P Rachmat, menyatakan, mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas dan nilai tambah tanaman sawit milik petani swadaya. "Dengan program penanaman kembali menggunakan benih unggul dan bersertifikat, produksi sawit akan mengalami peningkatan yang nyata sehingga petani sawit akan semakin diuntungkan."
Produktivitas kelapa sawit Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan potensi. Saat ini produktivitas rata-rata kelapa sawit indonesia hanya 3,7 ton CPO per hektar per tahun dimana potensi dapat mencapai 8 ton CPO per hektar per tahun. Faktor utama rendahnya produktivitas kelapa sawit indonesia adalah kondisi pertanaman kelapa sawit khususnya rakyat yang sudah tua dan rusak serta penggunaan benih yang sebagian petani belum menggunakan benih unggul bersertifikat. Oleh karena itu perlu dilakukan peremajaan tanaman kelapa sawit seluas kurang lebih 2,4 juta ha.
Industri kelapa sawit merupakan industri stategis nasional yang menjadi penopang devisa negara (sebesar US$ 16,94 miliar atau setara 227 triliun). Pengusahaan kelapa sawit saat ini menyerap lebih dari 8,2 juta orang yang terdiri dari (tenaga kerja sawit rakyat, karyawan perusahaan perkebunan, tenaga kerja supplier), penyedia bahan pangan, penyedia bahan baku energi nabati dan pendorong pengembangan wilayah. Luas perkebunan kelapa sawit saat ini seluas 11,91 juta hektar dengan produksi sebesar 33,22 juta ton dengan luas perkebunan kelapa sawit rakyat seluas 4,65 juta ha dengan produksi sebesar 10,86 juta ton.