REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Cuci tangan merupakan hal sederhana namun sangat penting bagi kesehatan. Untuk menggalakan hal itu, maka setiap 15 Oktober dicanangkan sebagai hari cuci tangan sedunia.
Demi mendukung hal itu, Rumah Sakit Umum Pembina Kesejahteraan Umat (RSU PKU) Muhammadiyah Bantul, DIY pun menggelar kampanye gerakan cuci tangan. Direktur Utama RSU PKU Muhammadiyah Bantul, Widiyanto Danang Prabowo mengatakan, gerakan ini sebenarnya sudah dilakukan secara internal sejak beberapa tahun lalu.
"Namun mulai tahun ini, kami akan menggelar kegiatan kampanye yang juga melibatkan pasien dan keluarga pasien. Hal ini akan rutin dilakukan setiap tahun," ujar Danang kepada Republika disela kegiatan yang digelar pada Senin (16/10).
Karena rumah sakit adalah tempat yang berpotensi menjadi tempat hinggapnya berbagai macam kuman dan penyakit, maka kampanye di rumah sakit dinilai menjadi sarana yang tepat. Ia berharap, dengan kampanye ini, seluruh pegawai rumah sakit, pasien dan keluarga pasien mendapat wawasan lebih mendalam mengenai cara bercuci tangan yan benar. Selain itu, lanjutnya, diharapkan seluruh peserta juga dapat mengajarkan cara cuci tangan yang baik kepada keluarga dan masyarakat terdekat.
Ia mengakui, terkadang petugas di rumah sakit pun lupa untuk melakukan cuci tangan baik sebelum maupun sesudah berinteraksi dengan pasien. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan juga dapat mendongkrak tingkat kedisiplinan pegawai untuk selalu cuci tangan.
"Berdasar data tingkat kepatuhan, saat ini sudah 80 persen pegawai yang dapat melakukan cuci tangan dengan disiplin. Ini sudah cukup bagus dan akan terus ditingkatkan," ucapnya.
Manajer Pemasaran RSU PKU Muhammadiyah Bantul, Wahyu Priyono mengatakan, kegiatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi tentang teknik cuci tangan yang efektif. Teknik ini dinilai sangat penting karena masih terdapat masyarakat yang mencuci tangan dengan teknik seadanya sehingga hal itu tidak efektif dalam membersihkan tangan dari kuman.
"Kami memaparkan tentang beberapa langkah cuci tangan yang sesuai dengan standar World Health Organization (WHO)," ucapnya. Ia juga menekankan, sarana cuci tangan yang efektif adalah dengan menggunakan air mengalir atau alkohol 70 persen.
Jika tidak menggunakan sarana yang sesuai, maka dikhawatirkan cuci tangan tidak akan efektif dalam membersihkan tangan dan kemudian berpotensi terjadi penyebaran penyakit.