Senin 16 Oct 2017 08:47 WIB

Petani Diminta Waspadai Hujan Tipuan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Petani
Petani

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di Kabupaten Indramayu diminta untuk tidak terkecoh dengan hujan tipuan. Pasalnya, hujan tersebut bisa berisiko pada kekeringan dan serangan hama pada tanaman padi.

 

Salah seorang anggota Klub Pengukur Curah Hujan Indramayu, Abas Kartam, mengakui, sejak dua pekan terakhir, wilayah Kabupaten Indramayu beberapa kali diguyur hujan. Namun, dia menilai hujan tersebut belum menunjukkan sudah dimulainya musim hujan di Kabupaten Indramayu.

 

"Saat ini belum memasuki musim hujan. Hujan beberapa hari ini merupakan hujan tipuan," kata Abas, saat ditemui di sela Workshop False Rain di Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, belum lama ini.

 

Hujan tipuan adalah hujan yang terjadi pada saat awal masuk musim hujan. Namun, berdasarkan kategori klimatologisnya, akumulasi hujan tipuan selama satu dasarian (10 hari) masih kurang dari 50 milimeter.

 

"Jadi saat ini petani jangan langsung tanam dulu, nanti kering lagi," tutur pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Koperasi Malai Padi Indramayu itu.

 

Abas menyatakan, masa tanam sebaiknya dilakukan saat masuk musim hujan. Yakni saat hujan turun dengan intensitas 50 milimeter, yang kemudian diteruskan dalam satu bulan dengan intensitas 150 milimeter. Menurutnya, saat itulah baru masuk musim hujan dan cukup untuk memulai musim tanam.

 

Untuk mengukur intensitas hujan itu, Abas menyatakan, para petani bisa melakukannya sendiri. Bahkan, alat yang digunakan pun cukup sederhana. Selama ini dia juga terus memberikan pelatihan kepada para petani mengenai cara pengukuran intensitas hujan tersebut.

 

Selain menyangkut ketersediaan air, lanjut Abas, pengukuran curah hujan juga menyangkut kesiapan tanaman padi dalam menghadapi serangan hama. Seperti misalnya untuk kondisi cuaca saat ini yang sudah mulai turun hujan namun cuaca masih panas di siang hari, maka akan membuat hama wereng mudah berkembang biak.

 

Itu berarti, jika penanaman dilakukan saat ini, maka tanaman padi berisiko kekurangan air dan terserang hama wereng. Karenanya, petani diimbau menunda musim tanam hingga masuknya musim hujan.

 

Dalam kesempatan terpisah, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn menjelaskan, saat ini di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) masih masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Untuk awal musim hujan, khusus Kabupaten Indramayu, diprakirakan akan terjadi pada akhir Oktober hingga awal November.

 

"Para petani lebih bagus memulai musim tanamnya saat sudah masuk awal musim penghujan," tandas pria yang akrab disapa Faiz itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement