Ahad 15 Oct 2017 18:14 WIB

Pasar Seni Ancol akan Dilengkapi Kampung Betawi

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Pasar Seni Ancol.
Foto: Republika/Raisan
Pasar Seni Ancol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Taman Impian Jaya Ancol berencana merevitalisasi area Pasar Seni dengan mendirikan kampung budaya. Ada beberapa budaya akan diangkat dan dilestarikan, terutama budaya Betawi.

"Sebenarnya bukan hanya budaya Betawi. Nanti akan dikembangkan juga budaya Toraja, Bali, dan sebagainya. Kami akan angkat dan akan buat kalender event pada 2018. Tahun ini karena mengawali, kami mulai dari budaya Betawi," ujar Manajer Operasional PT Taman Impian Jaya Ancol, Muhammad Husin Munir, kepada Republika.co.id, Ahad (15/10).

Proses revitalisasi telah dimulai September 2017, diawali dengan perbaikan berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum. Husin menjelaskan, toilet-toilet yang ada akan diperbesar dan didesain seindah dan sebersih mungkin.

Setelah proses ini selesai, pembangunan Kampung Betawi diharapkan akan dapat dimulai awal 2018. Kawasan ini akan dilengkapi dengan bangunan berornamen khas Betawi, kebudayaan, dan kesenian.

"Nanti ada tempat pelatihan dan sejarah yang berhubungan dengan Betawi. Mungkin ada rumah Betawi," kata Husin.

Kawasan Pasar Seni memang disebut sempat mati suri. Revitalisasi ini diharapkan akan dapat menghidupkan kembali Pasar Seni Ancol sebagai tempat rekreasi sekaligus belajar budaya dan kesenian. Kawasan ini akan didesain kembali dengan petunjuk khusus yang akan mengarahkan para pengunjung ke semua bagian kluster.

"Termasuk desain di lantai, nanti ada bergola yang mengarahkan pengunjung. Sekarang masuk lokasi mungkin pengunjung masih bingung mau mengarah ke mana. Tahun depan kita akan arahkan masuk ke satu blok, semua ketemu. Kalau masuk satu blok, semua yang ada di blok diarahkan ke jalur-jalur yang di bawah dengan keramik dan di atas dengan bergola. Jadi semua bisa dinikmati," ujar Husin.

Ia menjelaskan, Pasar Seni Ancol kini terdiri dari empat blok dengan total luas 3,5 hektare. Kampung Betawi akan menempati area seluas 800-1.000 meter persegi di Blok A.

Blok B, dengan ukuran lebih kecil, akan diisi dengan kebudayaan lain yang dinilai dapat merepresentasikan miniatur budaya Indonesia. Blok C akan diisi dengan karya para seniman, sementara Blok D adalah galeri. Selain itu, akan ada pusat kuliner khas Indonesia.

PT Taman Impian Jaya Ancol menganggarkan Rp 8 miliar per tahun untuk proses revitalisasi ini, mulai 2017. Tahun depan, jumlah yang dianggarkan masih sama, namun dapat ditambah apabila diperlukan.

"Mungkin akan lebih dari itu. Kalau dirasa kurang tinggal minta tambah atau gimana. Yang penting akan terbentuk pusat budaya," ujar Husin.

Husin menambahkan anggaran ini baru pertama dikucurkan tahun 2017. Revitalisasi dilakukan sebab bangunan yang ada saat ini dinilai sudah mulai usang. Ia menekankan, kawasan ini tidak dihitung secara komersial, sebab lebih diarahkan untuk mengangkat kebudayaan yang ada secara keseluruhan.

Menurut Husin, secara konten, Kampung Betawi akan menyajikan kebudayaan yang hampir sama dengan pusat-pusat kebudayaan Betawi lain, misalnya Lenong, Gambang Kromong, tarian tradisional Betawi, dan sebagainya. Namun, area ini relatif lebih mudah dijangkau, sebab terintegrasi dengan destinasi wisata terbesar Jakarta, yaitu Taman Impian Jaya Ancol.

"Jadi orang tidak perlu ke mana-mana. Cukup di sini sudah bisa menikmati pantai, wahana hiburan, dan budaya," kata Husin.

Salah satu kelompok seni yang akan bekerja sama dalam mengembangkan Kampung Betawi adalah Sikumbang Tenabang. Kelompok yang berdiri 9 April 2011 ini merupakan perkumpulan 20 kelompok silat di Tanah Abang.

Selain mengadakan latihan silat dua kali sepekan, kelompok ini juga mengembangkan bakat remaja dan anak-anak di wilayah Tanah Abang untuk menari tradisional, bermain lenong dan teater modern, serta bermain musik.

"Sikumbang juga akan bikin satu divisi lagi namanya Tenabang Social Documentary Community. Karena anak muda suka nge-vlog. Jadi kami mau bikin dokumentasi sejarah Tanah Abang," ujar Ketua Umum Sikumbang Roni Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement