Jumat 13 Oct 2017 03:14 WIB

Mahasiswa Jember Ciptakan Detektor Kelayakan Telur

Pekerja mensortir telur ayam untuk dikirim ke warung-warung di agen penjualan telur Agung Jaya, Menteng Atas, Jakarta, Ahad (26/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mensortir telur ayam untuk dikirim ke warung-warung di agen penjualan telur Agung Jaya, Menteng Atas, Jakarta, Ahad (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember, Jawa Timur, menciptakan detektor kelayakan telur. Penemuan ini dilandasi karena prihatin dengan kesulitan para peternak ayam petelur dalam memeriksa kondisi telur yang akan dijual di pasaran.

Ketiga mahasiswa pencipta alat deteksi kelayakan telur yakni M. Arif Baihaqi, Muh. Fazauddiyak, dan Malikul Fanani menamakan alat ciptaannya "EGGSOS" yang memiliki ketepatan mendeteksi kelayakan telur hingga 85 persen serta mudah digunakan.

"Kami mengamati selama ini peternak ayam petelur kesulitan dalam menentukan mana telur yang layak dan mana yang tidak, sehingga kami membuat alat detektor kelayakan telur," kata Malikul Fanani di Kampus Fakultas Teknik Universitas Jember, Kamis.

Ia mengatakan mengonsumsi telur yang tidak layak secara kesehatan berpotensi untuk menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit pada perut bagian atas, demam tinggi, sakit kepala, diare, bahkan muntaber.

"Kami berkonsultasi dengan dosen pembimbing guna mencari solusi permasalahan itu dan dalam jangka waktu kurang lebih dua bulan, alat deteksi kelayakan telur dapat tercipta," tuturnya.

Fazauddiyak menjelaskan, cara penggunaan alat detektor tersebut yakni hanya dengan menaruh telur pada alat EGGSOS. Maka parameter kelayakan kualitas telur akan secara otomatis tampil pada layar.

"Parameter kelayakan tersebut meliputi berat telur, kekentalan kuning telur, dan warna cangkang. Ketiga parameter tersebut mengacu kepada standar nasional Indonesia bidang peternakan yang dikeluarkan oleh pemerintah," ucap mahasiswa angkatan 2015 itu.

Sementara itu, Arif Baihaqi menambahkan sistem kerja alat detektor kelayakan telur itu dilengkapi dengan pendeteksi kepekatan dan kualitas kuning telur berupa sensor "light dependent resistor" (LDR) yang berfungsi sebagai sensor cahaya dan photodioda yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik.

"Hasilnya kemudian ditampilkan pada monitor yang tersedia, sehingga penggunaannya sangat mudah dan yang penting tidak akan merusak cangkang dari telur itu sendiri," ujarnya.

EGGSOS buatan tiga mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Jember itu mendapatkan apresiasi dengan menyabet juara tiga dalam ajang lomba karya tulis ilmiah "Scientific Great Moment 2017" yang digelar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada awal Oktober 2017.

Ketiga juri dalam lomba karya tulis ilmiah itu memberikan pujian terhadap judul dan alat diciptakan tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember, bahkan salah seorang juri berniat untuk membeli alat yang dibuat mereka.

"Para juri juga berharap agar alat yang kami ciptakan dapat dikembangkan dan dipasarkan lebih luas karena dapat digunakan oleh peternak skala besar maupun kecil, bahkan untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga dapat berkontribusi terhadap kemajuan peternakan Indonesia," katanya.

Judul karya tulis mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember itu "EGGSOS: Inovasi Alat Detektor Kelayakan Telur Ayam Berbasis Arduino Dengan Menggunakan Fuzzy Logic di Kabupaten Jember".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement