Rabu 11 Oct 2017 19:41 WIB

Tiga Kemungkinan Tewasnya Anggota Brimob Versi Ombdusman

Rep: Santi Sopia/ Red: Muhammad Hafil
Pasukan dari Brimob Polda Metro Jaya mengamankan Aksi 299 yang akan mendatangi Gedung DPR/MPR
Foto: Sri Handayani/Republika
Pasukan dari Brimob Polda Metro Jaya mengamankan Aksi 299 yang akan mendatangi Gedung DPR/MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Ombudsman, Adrianus Meilala melihat ada tiga kemungkinan soal tewasnya tiga anggota Brimob di daerah penambangan minyak dan gas Sarana Gas Trembul (SGT01), Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kemungkinan pertama menurutnya ada kesalahpahaman soal tugas yang dijalankan masing-masing anggota.

"Kedua, ada kecemburuan antar anggota yang sedang jaga industri dan yang sedang berjaga dan ketiga penembak memiliki gangguan jiwa sehingga ngamuk," kata Adrianus pada Republika.co.id, Rabu (11/10).

Menurutnya, baik kemungkinan satu sampai tiga tersebut, begitu pelaku menyadari akibatnya, lalu bunuh diri.

"Kira-kira begitu," ujar Kriminolog Universitas Indonesia itu.

Langkah Polri yang bisa dilakukan menurutnya bergantung mana kemungkinan yang benar. Kalau yang pertama, berarti ada soal dengan operasional Brimob. Kalau kemungkinan kedua, itu berarti masalah boleh-tidaknya anggota Brimob jag-jaga bisnis. Sedangkan kalau kemungkinan ketiga yang benar, berarti masalah pemantauan anggota yang berpotensi gangguan jiwa.

Sebelumnya Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono membenarkan membenarkanperistiwa tewasnya tiga anggpta Brimob terjadi pada Selasa ( 10/10) sekitar pukul 18.30 WIB.Ketiga korban penembakan adalah Brigadir Budi Wibowo (30 tahun), Brigadir Ahmad Supriyanto (35) dan Brigadir Kepala Bambang Tejo (36). Di lokasi penembakan, ditemukan senjata api tipe AK101 di dekat posisi Bambang Tejo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement