REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengingatkan agar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa menjadi ujung tombak dalam menekan angka pengangguran di Jawa Timur. Salah satu yang bisa dilakukan menurutnya, keberadaan SMK harus diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya. Sehingga lulusannya siap diterima pasar kerja.
"Kami serius untuk memberikan ruang pada sekolah kejuruan. Bahkan, pada tahun 2015 dilakukan moratorium pendirian SMA, agar jumlah SMK dapat mencapai 70 persen, dan 30 untuk SMA," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo, Selasa (10/10).
Pakde Karwo menjelaskan, saat ini Jatim memiliki jumlah penduduk sebanyak 39 juta jiwa. Dari jumlah itu, Jatim juga memiliki sebanyak 20 juta angkatan kerja. Sementara, jumlah pengangguran di Jatim sekitar 4,10 persen atau sekitar 882.000 orang.
Pakde Karwo mengaku, Pemprov Jatim terusbnerupaya memperkuat pendidikan vokasional dalam upaya menekan angka pengangguran itu. Cara yang dilakukan antara lain, melakukan kerja sama dengan berbagai negara seperti Jerman dalam bidang mechatronic, dan negara Inggris dalam bidang kelistrikan.
Tak hanya itu, kerja sama juga dijalin dengan negara China dalam bidang alat alat pertanian dan sepeda listrik. Ada juga kerja sama dengan Belanda dan Australia di bidang pertanian, Korea dengan pembukaan kelas elektronik, serta Jepang di bidang perikanan dan kelautan.
Pakde Karwo menyatakan, upaya lain juga dilakukan Pemprov Jatim dalam menekan pengangguran. Yakni, setiap tiga bulan mengadakan job market atau membuka pasar kerja dengan menggandeng perusahaan besar. Keberadaan Job Market tersebut untuk menjembatani sekaligus melihat kebutuhan masyarakat terhadap spesifikasi bidang pekerjaan apa yang dibutuhkan.
"Job Market ini merupakan peluang sekaligus menjadi tolak ukur bagi pemerintah untuk mengembangkan jenis bidang kejuruan apa saja yang dibutuhkan oleh pasar kerja," ujar Pakde Karwo.
Orang nomor satu di Jatim itu mengingatkan, dalam lima hinga sepuluh tahun ke depan lapangan pekerjaan sangat beragam. Akan tetapi, lapangan pekerjaan yang memiliki kreativitas dan inovasi menarik lah yang akan laku dan dicari konsumen atau masyarakat.
"Peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh anak-anak SMK yang memiliki beranekaragam keterampilan dan kompetensi sekaligus dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru," kata Pakde Karwo.