REPUBLIKA.CO.ID, MANADO — Pengadilan Tinggi Manado, Sulawesi Utara, menggelar rapat pada Senin (9/10). Ini merupakan rapat setelah terjadinya Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap ketua lembaga peradilan itu Sudiwardono, Jumat (6/10).
Humas Pengadilan Tinggi Manado Imam Syafi'i, di Manado, Senin, mengatakan dalam rapat tersebut pimpinan menyampaikan, kita untuk saling ingat mengingatkan jalan yang baik. "Inti dari rapat itu, sadar dengan kejadian tersebut, dan tetap jalin kerjasama serta menghindari perbuatan yang menyimpang," katanya.
Dia mengatakan institusinya tidak boleh berhenti dengan peristiwa tersebut tetapi harus tetap solid dalam melaksanakan tugas. "Arahan tersebut disampaikan Wakil Ketua PT Manado," katanya.
Rapat yang diikuti seluruh pegawai di Pengadilan Tinggi tersebut berlangsung dari jam 09.00 - 13.00 WITA.
Ketua PT Manado Sudiwardono dan Anggota DPR Aditya Anugerah Moha diamankan pada OTT KPK di hotel di daerah Pecenongan Jakarta Pusat pada Jumat (6/10) malam dengan barang bukti sebesar 64 ribu dolar Singapura dari total "commitment fee" sebesar Rp1 miliar dalam pecahan dolar Singapura.
Pemberian uang diduga untuk mempengaruhi putusan banding dalam perkara ibunda Aditya, Marlina Mona Siahaan selaku Bupati Bolaang Mongondow periode 2001-2006 dan 2006-2011 yang sudah divonis bersalah 5 tahun penjara dalam perkara korupsi TPAPD Bolaang Mongondow. Uang juga diberikan agar Marlina tidak perlu ditahan.
Pemberian uang sudah dilakukan sejak pertengahan Agustus 2017 yaitu sebesar 60 ribu dolar Singapura di Manado selanjutnya pada Jumat (6/10) kembali diserahkan 30 ribu dolar Singapura seusai penyerahan di pintu darurat salah satu hotel di Jakarta, dan masih ada 11 ribu dolar Singapura yang ada di mobil Aditya.
Terkait dengan kasus ini KPK juga telah melakukan penggeledahan di Kantor Pengadilan Tinggi Manado dan Rumah Dinas Kepala Pengadilan Tinggi Manado, pada Ahad (8/10).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
