REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekda Jabar Iwa Karniwa menuai hasil mengejutkan dalam survei daring Pilgub Jabar 2018 yang digelar Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD). Menurut Ketua Divisi Penerbitan dan Publikasi JMPD Yadi Mardiansyah, Iwa menduduki peringkat pertama dari 16 bakal calon gubernur Jawa Barat dalam survei yang digelar pihaknya selama dua bulan, mulai 10 Agustus – 8 Oktober 2017 di laman resmi JMPD beralamatkan www.jmpd.or.id.
“Iwa Karniwa menempati rangking pertama dari jumlah suara yang masuk hingga Ahad (8/10) pukul 12.00 WIB mencapai 17.827 suara,” ujar Yadi kepada wartawan, Senin (9/10).
Menurut Yadi, mantan Asda IV di Kota Cimahi tersebut mengungguli nama lain yang terdiri dari politikus, birokrat, selebritas, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, akademisi, dan sejumlah aktivis, baik yang berasal dari Jawa Barat, maupun tingkat Nasional. Ke-16 nama Bakal Calon Gubernur Jawa Barat 2018 tersebut, secara berurutan berdasarkan kuantifikasi voter sebagai berikut, Iwa Karniwa (24 persen, 4,384 Votes), Abdy Yuhana (24 persen, 4,272 Votes), Ahmad Syaikhu (22 persen, 3,810 Votes), Deddy Mizwar (11 persen, 2,044 Votes), Ridwan Kamil (5 persen, 969 Votes), Uu Ruzhanul Ulum (5 persen, 855 Votes), Dedi Mulyadi (2 persen, 385 Votes).
Kemudian tercatat ada Puti Guntur Soekarno (2 persen, 343 Votes), Agung Suryamal (1 persen, 230 Votes), Nanat Fatah Natsir (1 persen, 172 Votes), Abdullah Gymnastiar (1 persen, 149 Votes), Dede Yusuf (1 persen, 91 Votes), Netty Prasetiyani (0 persen, 53 Votes), Ineu Purwadewi Sundari (0 persen, 45 Votes), Dessy Ratnasari (0 persen, 40 Votes), dan Asep A Maoshul Affandy (0 persen, 21 Votes).
Yadi mengatakan, hasil survei ini terlihat berkebalikan dengan survei lapangan mengingat survei daring adalah survei di dunia digital, sehingga respondennya adalah masyarakat pengguna internet. “Survei ini berbasis internet, sehingga subjek penelitian adalah masyarakat digital, baik digital native maupun digital immigrant,” katanya.
Indikator faktual dalam survei daring, kata dia, kemungkinan berbeda dengan faktual berdasarkan survei luring yang terjun langsung ke lapangan mengunjungi masyarakat. Karena, survei daring dikhususkan pada masyarakat pengguna gadget (komputer dan hp berjaringan). “Maka sangat wajar jika hasilnya akan berbeda dengan survei luring,” katanya.
Setelah melakukan evaluasi pada 8 Oktober 2017, kata dia, Tim IT JMPD akan memperbaharui sistem survey daring agar lebih canggih dengan metode lebih ketat. Sehingga, melahirkan data voter yang lebih akurat, yaitu voter diharuskan register dengan akun google, dan facebook.