Senin 09 Oct 2017 19:00 WIB

BPBD NTB Ungkap Potensi Banjir

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Banjir
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum mengatakan, sejumlah wilayah di NTB memiliki potensi banjir dan juga longsor di masa musim penghujan saat ini.

"Kalau melihat sejarah kejadian, yang pertama itu tetap di Kota Bima. Karena pascabanjir (tahun lalu), saya lihat sistem penanganan untuk banjir berikutnya belum maksimal," ujar Rum kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (9/10).

Rum menilai, normalisasi sungai yang dikerjakan sebagai antisipasi banjir belum selesai secara menyeluruh. Padahal, normalisasi sungai ini sudah dicanangkan pascabanjir tahun lalu.

"Di beberapa titik di sungai itu belum selesai. Okelah di timur sudah tertutup, tapi di barat air masih bisa masuk permukiman," kata Rum.

Persoalan kedua terkait drainase yang dibuat, menurut Rum, belum jelas aliran ke hilir seperti laut atau sungai terdekat. Rum memprediksi Kota Bima akan kembali dilanda banjir jika curah hujan pada tahun ini seekstrem tahun lalu melihat drainase dan normalisasi yang belum rampung dikerjakan. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Sumbawa, di mana antisipasi bencana banjir belum dilaksanakan secara maksimal.

"Memang yang banjir tahun lalu karena cuaca ekstrem, mudah-mudahan tahun ini tidak ekstrem seperti tahun lalu," kata Rum.

Selain banjir, BPBD NTB juga menyoroti bencana tanah longsor yang kerap melanda sejumlah wilayah di NTB, seperti di Guntur Macan, Lombok Barat, dan beberapa titik di Sumbawa, Lombok Utara serta Lombok Tengah.

Rum mengaku, masih terus memantau perkembangan cuaca. Menurut Rum, meski sudah memasuki musim penghujan, persoalan air bersih masih menghantui sejumlah warga di NTB.

"Jangan diartikan ketika musim hujan maka kekeringan selesai," ucap Rum.

Rum menyebutkan, kekeringan yang sempat terjadi di beberapa lokasi di NTB bukan menyasar pada sektor pertanian, melainkan kebutuhan air bersih kalangan rumah tangga. Hal ini yang membuat BPBD NTB masih terus mendistribusikan air bersih.

"Pertanian tidak ada masalah, masih bisa panen dan tidak ada gagal panen, cuma persoalannya ialah kekurangan air bersih konsumsi rumah tangga," kata Rum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement