Ahad 08 Oct 2017 16:45 WIB

Longsor Ancam Bangunan Sekolah TK di Purbalingga

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andri Saubani
Longsor. Ilustrasi
Foto: Antara
Longsor. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari terakhir, mengkaibatkan longsor di wilayah Jateng selaran. Sejauh ini, longsor tidak sampai menimbulkan korban. Meski demikian, sejumlah sarana dan prasarana mengalami kerusakan akibat longsor.

Di Kabupaten Purbalingga, hujan deras Sabtu (7/10), menyebabkan bangunan TK Pertiwi yang berlokasi di tebing Desa Gunung Wuled, Kecamatan Rembang, terancam ambruk. Hal ini karena sebagian pondasi ikut ambrol, setelah sebagian lahan di sekitarnya mengalami longsor.

Kepala Desa Gunung Wuled, Suwarno, mengatakan longsor terjadi Sabtu sore sekitar pukul 15.00 saat hujan deras terjadi di desanya. Sedangkan tanah yang longsor, setinggi sekitar tujuh meter yang sebagian mengenai fondasi gedung TK Pertiwi. "Warga sudah bergotong-royong membersihkan material longsor dan memperkuat fondasi dengan peralatan dan material seadanya. Kami belum tahu, apakah gedung masih bisa digunakan atau tidak. Besok keputusannya," jelasnya.

Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Satya Giri Podo mengatakan, mengaku sudah melakukan assesmen dengan pihak terkait di Desa Gunung Wuled. ''Rekomendasi kami, gedung TK itu jangan digunakan dulu untuk kegiatan pembelajaran, sampai kami melakukan pemasangan bronjong di lokasi tersebut,'' jelasnya.

Selain di Purbalingga, hujan pada Sabtu (7/10), juga menyebabkan talud pondasi ruas jalan nasional yang menghubungan Wangon dan Ajibarang Kabupaten Banyumas, mengalami ambrol. Talud yang ambrol mencapai panjang sekitar 15 meter, dengan ketingian sekitar 10 meter. Ambrolnya talud tersebut, juga diikuti kondisi badan jalan menjadi miring.

Saat ini, ruas jalan yang menggubungkan jalur selatan dan jalur utara Jateng tersebut, masih bisa dilalui kendaraan. ''Tapi kalau tidak segera ditangani dan hujan masih terus turun, mungkin badan jalan yang ambrol akan makin lebar sehingga mengganggu arus lalu lintas,'' kata Robin (35), warga Wangon yang sering melintasi ruas jalan tersebut menuju Purwokerto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement