REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Cuaca cerah yang berlangsung Ahad (8/10), menyebabkan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, berangsur surut. Sehari sebelumnya, banjir melanda sejumlah wilayah di kabupaten pesisir Jawa Tengah tersebut.
Beberapa wilayah Kota Cilacap yang sebenarnya jarang mengalami banjir, bahkan kali ini tergenang air. "Banjir di wilayah Kota Cilacap, terjadi karena saluran drainase tersumbat sampah sehingga air tidak mengalir dengan lancar," jelas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara Sidhy, Ahad (8/10).
Banjir di wilayah Kota Cilacap, sebelumnya terjadi di tiga wilayah kecamatan terdiri dari Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan. Meski ada sebagian rumah yang tergenang banjir, banjir tersebut tidak sampai menyebabkan warga mengungsi. "Menjelang petang, air sudah mulai surut. Tidak ada lagi rumah yang tergenang air," tambah Tri.
Demikian juga dengan banjir yang melanda Desa Kalijeruk Kecamatan Kawunganten, Tri menyebutkan ketinggian genangan air sudah mulai surut. Menurutnya, ketinggian air yang pada Sabtu (7/10) mencapai dua meter, pada Ahad (8/10) sudah berangsur surut dengan ketinggian sekitar 50 cm.
"Sebagian besar rumah warga sudah tidak tergenang air lagi, sehingga warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah," jelasnya.
Berdasarkan pendataan BPBD, warga yang masih tinggal di pengungsian Balai Desa Kalijeruk tinggal 94 jiwa yang berasal 27 keluarga. "Kami telah memberi mereka bantuan logistik dan mendirikan dapur umum di rumah kepala desa," kata Tri.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Cilacap Barat selama dua hari berturut-turut, telah menyebabkan banjir di Desa Kalijeruk dengan genangan air mencapai tinggi lebih dari dua meter. Banjir menggenangi wilayah di enam RT dan menggenangi 234 rumah warga.
Banjir dengan genangan air yang cukup tinggi ini, menyebabkan 380 warga diungsikan ke balai desa setempat dan rumah-rumah warga yang tidak terdampak banjir. Ketua RT 6 RW 3 Desa Kalijeruk, Hadi Suprapto, mengatakan, dampak banjir terparah terjadi di Dusun Tegalanyar dengan ketinggian sampai satu meter lebih.
"Setiap kali musim penghujan, desa kami memang selalu dilanda banjir. Namun dari tahun ke tahun, luas wilayah yang digenangi banjir bukannya makin menyusut. Tapi malah makin luas," katanya.