Ahad 08 Oct 2017 12:07 WIB

Aher: Bencana Pangandaran Sudah Tertangani

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Warga berada di dekat sisa tiang jembatan gantung yang ambruk terbawa arus sungai Cibeurem, Desa Pajaten, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (7/10). Hujan deras yang mengguyur wilayah Pangandaran mengakibatkan air sungai Cibeurem meluap serta mengikis jembatan.
Foto: Antara
Warga berada di dekat sisa tiang jembatan gantung yang ambruk terbawa arus sungai Cibeurem, Desa Pajaten, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (7/10). Hujan deras yang mengguyur wilayah Pangandaran mengakibatkan air sungai Cibeurem meluap serta mengikis jembatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher mengaku prihatin dengan peristiwa bencana yang terjadi di Kabupaten Pangandaran, beberapa waktu lalu. Pihaknya saat ini melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi, TNI-Polri sudah melakukan penanganan dan menyiapkan kebutuhan logistik.

Data Pusdalops BPBD Pangandaran menyebutkan sebanyak 17 titik terkena bencana banjir dan tanah longsor. Warga yang terkena dampak telah mengungsi di rumah saudara keluarga, tempat ibadah, Puskesmas dan balai desa setempat yang aman. "TNI/Polri serta berbagai pihak sudah turun ke wilayah bencana. Tim mitigasi bencana di lokasi sampai penanganan bencana selesai," ujarnya, Ahad (8/10). Katanya, personil, logistik dan kebutuhan lainnya sudah didistribusikan ke lokasi bencana.

Ia menuturkan, petugas yang diterjunkan ke lokasi bencana harus bisa menuntaskan dampak bencana dan menghilangkan trauma masyarakat akibat bencana. Selain itu, infrastruktur yang rusak harus diselesaikan dan diperbaiki kembali.

Menurutnya, status bencana di Pangandaran sendiri belum diketahui apakah sudah dinaikkan menjadi status bencana atau belum. Sebab yang berhak menentukan adalah bupati. Namun darurat bencana perlu ditetapkan supaya bantuan-bantuan yang berasal dari dana tak terduga bisa keluar.

Dia menambahkan, masyarakat diimbau jangan percaya dengan gambar atau foto bencana alam di Kabupaten Pangandaran yang beredar di media sosial. Karena semuanya itu bohong atau hoax.

"Memang benar bencananya ada, tapi tak separah dengan apa yang digambarkan. Sudah diklarifikasi, saya pastikan gambar atau foto yang tersebar di media sosial adalah hoax," katanya.

Aher, mengaku prihatin dan menyesalkan pihak yang menyebarkan foto dan gambar bohong di media sosial tersebut."Saat kita bergerak membantu mereka, tiba-tiba muncul berita yang menggambarkan tidak sebenarnya atau hoax," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement