REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Masa kanak-kanak Gita Putriana Khasanah terenggut. Sejak usia setahun, putri dari Ecin kuraesin ini divonis menderita hidrosefalus. Kepalanya membesar dan mengakibatkan bocah yang kini berusia tujuh tahun ini tidak dapat melakukan aktivitas layaknya anak seusianya. ''Jangankan untuk duduk, sekedar menggerakan badan saja Gita sudah merasa kesulitan.'' Ungkap Ecin kepada tim relawan Rumah Yatim yang sedang berkunjung ke rumah Gita belum lama ini. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil hasil swadaya masyarakat setempat, kampung Andir RT 04 RW 09 desa Pakutandang Ciparay kabupaten Bandung. Bersama ibu dan kedua kakak lelakinya.
Gita yang menghabiskan kegiatan di kasur lusuhnya hanya bisa bergantung pada uluran tangan kasih sayang dari ibu dan kedua kakak lelakinya. Ia hanya bisa menangis jika merasa haus, lapar, buang air besar, buang air kecil dan jika ingin dibelai. Gita pun akan tersenyum jika diajak ngobrol. Ketika diajak ngobrol tim relawan pun tak henti melontarkan senyum manisnya. Semenjak ayah Gita meninggal tiga tahun lalu, hanya kakak pertama lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Kakak kedua yang masih sekolah dan ibu Gita yang menghabiskan waktu untuk mengurusi Gita belum bisa bekerja. ''Dulu sebelum bapaknya meninggal karena pembuluh daranya pecah, bapaknyalah yang menjadi tulang punggung keluarga. Si sulung hanya membantu menambahkan saja. Ketika bapaknya masih ada Gita sering diperiksa ke puskesmas bahkan pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Baleendah. Namun setelah bapak meninggal, terpaksa hanya si sulung yang baru keluar sekolah yang menjadi tulang punggung keluarga.'' Papar Encin dalam siaran pers Rumah Yatim yang diterima Republika, Jumat (6/10).
Encin berharap melihat putrinya sembuh dan bisa beraktivitas seperti anak seusianya. Namun untuk merealisasikan harapannya, Encin harus memiliki uang sebanyak 100 juta rupiah untuk mengoperasi anaknya. ''Kata dokter, peluang Gita untuk sembuh itu ada, asalkan harus melakukan tiga kali operasi. Untuk makan saja kadang suka kebingungan, apalagi untuk biaya operasi Gita. Semoga pihak Rumah Yatim dan para donaturnya bisa membantu kami menyembuhkan Gita. Kasihan dia, belum bisa merasakan nikmatnya jalan kaki, berbicara dan belajar,'' papar Encin.
Ayah Gita merupakan salah satu mitra Rumah Yatim yang selalu aktif membantu jika Rumah Yatim sedang mengadakan kegiatan santunan di kampung Andir. Kepergian beliau menjadi luka terdalam untuk keluarga besar Rumah Yatim. ''Sampai sekarang Rumah Yatim masih berbelasungkawa atas meninggalnya bapak Gita, semoga amal beliau diterima disisi Allah dan keluarganya diberi kesabaran,'' kata Sani Ramdhani manajer area Jabar yang turut mengunjungi kediaman Gita. Usai mendengar kisah ketegaran keluarga Gita, Tim relawan Rumah Yatim memberikan apresiasi berupa santunan biaya hidup kepada keluarga tersebut. Rumah Yatim pun berencana untuk menggalang dana untuk kesembuhan bocah yatim ini.