REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, sedang mengakumulasikan energi yang mengakibatkan tingkat gempa tektonik lokal tidak terasa beberapa hari terakhir. "Kami perkirakan mungkin masih menunggu akumulasi energi lebih dalam lagi yang dari bawah atau penambahan energi, kemungkinan seperti itu," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi PVMBG Gede Suantika di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (6/10).
Menurut analisa PVMBG, sejak beberapa minggu hingga lima hari terakhir, gempa tektonik lokal di sekitar kawasan gunung api setinggi 3142 mdpl itu hingga di Pos Pengamatan yang berjarak sekitar 12,5 kilometer arah selatan gunung api itu, sudah tidak terasa. Karena magnitudonya berkisar 2,0 hingga 3,0 skala Richter.
Gempa tektonik lokal yang cukup besar terasa, tercatat terjadi saat masa kritis dengan magnitudo sebesar 4,3 skala Richter pada 27 September 2017 sekitar pukul 13.12 WITA. Gempa tersebut terjadi pada kedalaman delapan kilometer yang terasa di Denpasar, Karangasem dan Gianyar.
Meski demikian, gempa vulkanik dalam dan dangkal hingga saat ini masih tercatat dalam dengan intensitas yang tinggi yakni rata-rata di atas 500 kali dan 350 kali. Sementara itu terkait aktivitas seismik Gunung Agung, PVMBG mencatat pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WITA, jumlah gempa vulkanik dangkal mencapai 69 kali, vulkanik dalam 147 kali dan tektonik lokal 22 kali.
PVMBG juga mencatat tektonik jauh sebanyak satu kali dengan durasi 86 detik. Namun, Gede mengatakan tektonik jauh tidak berdampak terhadap aktivitas Gunung Agung karena terjadi di lokasi yang berada sangat jauh atau terjadi di benua berbeda. PVMBG juga mencatat pengamatan visual gunung yang masih tertutup kabut dan asap kawah yang bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas kawah puncak.