REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati pendidikan Doni A. Koesoema meminta pemerintah tegas pada guru yang datang ke sekolah hanya untuk mengambil gaji. Doni tidak menampik Indonesia bagian timur mengalami masalah akut absensi guru. Artinya, siswa tidak mengalami proses belajar yang baik.
Sehingga, menurutnya wajar kualitas pendidikan di Indonesia bagian timur rendah. Pun ia menilai, pemerintah daerah tidak tegas terhadap guru-guru yang tak berkomitmen mengajar.
"Pemerintah harus tegas terhadap guru yang hanya datang ke sekolah untuk ambil gaji. Harusnya ada sanksi, mulai dari teguran lisan, tertulis sampai pemecatan," kata dia kepada Republika, Rabu (4/10).
Ia menegaskan, sekolah harus membangun mekanisme manajemen sekolah yang melibatkan orang tua dan pemangku kepentingan lain. Tujuannya, mengontrol keberadaan guru di sekolah. Orang tua harus memastikan murid mendapatkan hak-haknya.
Doni menilai pemerintah daerah harus memiliki mekanisme penghargaan dan perlindungan guru di tempat terpencil. Ia mengatakan, selama ini guru tinggal di kota, tetapi ditugaskan di daerah.
Ia meyakini konsep tersebut tak membuat pendidikan di daerah itu jalan dengan baik. Ia mengusulkan, pemerintah perlu memberi fasilitas tinggal dekat sekolah pada guru yang mengajar di daerah terpencil. Pun pemerintah harus memberi insentif pada guru di daerah terpencil.
UNICEF menyoroti rendahnya tingkat kehadiran guru di Mimika, Papua. Hal itu berdampak pada rendahnya kemampuan baca tulis siswa di daerah itu. UNICEF juga memaparkan orang tua murid kurang peka terhadap rendahnya tingkat kehadiran guru di sekolah.