Rabu 04 Oct 2017 15:42 WIB

Balitsa Luncurkan Tips Produksi Benih Botani

Catur Hermanto, Kepala Balitsa Lembang.
Foto: Tatang Nugraha/Republika
Catur Hermanto, Kepala Balitsa Lembang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bawang merah merupakan komoditas unggulan Tanah Air. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan RI memiliki tips dalam meningkatkan kualitas benih bawang merah.

Peneliti dari Balitsa Lembang Prof Suwandi menyebutkan, ada tiga aspek yang harus diperhatikan petani dalam meningkatkan mutu benih botani (true shallot seed) atau TSS. Pertama, mutu benih botani (biji TSS) yang diproduksi harus matang secara fisiologis. Cirinya, berwarna hitam bernas.

Penanganan benih itu, papar dia, akan memengaruhi daya tumbuh. Benih TSS bawang merah, papar dia, sebelum disemai, harus terlebih dulu direndam dalam air hangat 50 derajat celcius.  ‘’Atau diberi larutan fungisida  Previcur N  (2 cc/l) selama tiga jam,’’ ujar Suwandi kepada Republika, Rabu (4/10).

Aspek selanjutnya, papar dia, yakni pada sesi persemaian. Kata dia, benih harus disemai dengan cara disebar merata 20 gram per meter persegi. Setelah itu, sambung Suwandi, harus dipelihara melalui penyiraman dan pengendalian dari rumput liar.

Pembibitan bawang merah asal TSS, imbuh dia, dipelihara secara intensif di persemaian. ‘’Lakukan penyiraman,  pemberian pupuk tambahan dengan larutan pupuk NPK Mutiara dosis 1,5 - 2,0  g/l air disiramkan pada umur  empat  minggu,’’ tambahnya.

Kata Suwandi, harus dilakukan proteksi terhadap kemungkinan serangan hama dan penyakit di persemaian.  Umbi bibit, lanjut dia, siap dipindah ke lahan setelah berumur enam  minggu. Pada kondisi lingkungan tanam yang berbeda dengan tempat persemaian, sebaiknya dilakukan aklimatisasi lebih dulu selama satu minggu, sebelum pemindahan.

Aspek ketiga, lanjut dia, yakni proses budidaya TSS di lapangan sesuai dengan SOP, yaitu dari mulai penanaman, pemupukan dan pengendalian dari serangan hama dan penyakit. Pada proses penanaman, imbuh dia, harus diperhatikan jadwal musim  tanam.

Musim tanam bawang merah  off-season dilaksanakan pada  musim hujan dan terdapat variasi tergantung lokasinya, yaitu mulai Oktober-Maret. Untuk penanaman di luar musim tersebut, perlu menerapkan teknologi off-season dengan memperhatikan kondisi lingkungan pertanaman dan proteksi. 

Dengan memerhatikan tips tersebut, pihaknya optimistis para petani akan mendapatkan hasil yang maksimal. Informasi tentang upaya peningkatan kualitas benih itu, sambung dia, menjadi salah satu implementasi program nasional, berupa penelitian dan pengembangan teknologi terutama untuk komoditas utama, seperti cabe, bawang merah, dkentang dan bawang putih.

‘’Para peneliti  sengaja mengundang kepada stakeholder untuk menggunakan teknologi dalam negeri,’’ tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement