REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Puskesmas Sambas, Sim Titi mengatakan selama Agustus 2017 sebanyak 448 warga Sambas terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). "ISPA tersebut menjadi penyakit yang paling dominan diperiksakan oleh warga ke Puskesmas Sambas selama periode Agustus 2017," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Rabu (4/10).
Ia merincikan berdasarkan usia pasien terkena ISPA itu, yakni usia 0-1 sebanyak 26 pasien, usia 1-4 tahun sebanyak 114 pasien, usia 5-9 tahun sebanyak 72 pasien, usia 10-14 tahun sebanyak 29 pasien, dan usia 15-19 tahun sejumlah 21 pasien. Kemudian, untuk usia 20-44 tahun sebanyak 80 pasien, usia 45-54 tahun sebanyak 39 pasien, usia 55-59 tahun sejumlah 22 pasien, usia 60-69 tahun sebanyak 28 pasien serta usia 70 tahun sejumlah 17 pasien.
"Dari total 448 pasien penderita ISPA tersebut, ada sebanyak 235 pasien laki-laki. Sedangkan sisanya sebanyak 213 pasien merupakan pasien perempuan," katanya lagi.
Sim Titi menyebutkan banyak penyakit ISPA yang dialami warga karena dipengaruhi di antaranya adanya asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan dan dampak perubahan iklim. "Perubahan iklim dari musim panas ke musim penghujan bisa menyebabkan ISPA. Pada waktu musim panas itu curah hujan sedikit, jadi akhirnya perubahan suhu menyebabkan mereka itu terkena alergi juga pada pernapasan mereka mendapatkan gangguan. Selain itu juga dipengaruhi oleh asap akibat pembakaran hutan dan lahan. Asap tersebut berpotensi menjadi penyebab penyakit ISPA," ujarnya pula.
Karena itu, pihaknya terus memantau hal tersebut lantaran dalam beberapa bulan terakhir terlihat cukup menonjol dibandingkan penyakit lainnya. "Kami mengingatkan kepada warga agar meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, serta selalu menjaga kondisi tubuh. Banyak minum air yang sudah dimasak, istirahat yang cukup, olahraga secukupnya serta banyak makan buah dan sayur," katanya.