Selasa 03 Oct 2017 15:46 WIB

BMKG Sebut Sebagian Wilayah Jawa Tengah Masuki Musim Hujan

Red: Nur Aini
Hujan  (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Hujan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memrakirakan sebagian wilayah di Jawa Tengah telah memasuki awal musim hujan, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo.

"Berdasarkan peta prakiraan cuaca, sebagian wilayah Jateng telah memasuki awal musim hujan pada dasarian (10 hari) pertama bulan Oktober. Namun secara umum, rata-rata akan memasuki awal musim hujan dasarian kedua bulan Oktober seperti Kabupaten Cilacap dan Banyumas," katanya di Cilacap, Selasa (3/10).

Ia mengatakan saat sekarang, Kabupaten Cilacap dan Banyumas masih berada pada masa transisi dari musim kemarau menuju musim hujan. Dengan demikian, kata dia, hujan yang terjadi di Cilacap dan Banyumas masih berfluktuasi karena kadang diselingi dengan kondisi cuaca yang panas.

Menurut dia, salah satu bencana yang perlu diwaspadai saat berlangsungnya masa transisi hingga datangnya musim hujan adalah tanah longsor. "Tanah yang kering dan retak-retak akibat pengaruh musim kemarau akan mudah longsor ketika diguyur hujan. Oleh karena itu, kami mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan longsor agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana itu," katanya.

Selain itu, kata dia, angin puting beliung atau langkisau dan petir juga berpotensi terjadi selama masa transisi.

Ia mengatakan berdasarkan pantauan, petir telah bermunculan di sejumlah wilayah namun belum sampai dahsyat.

Lebih lanjut, Teguh memrakirakan curah hujan pada bulan Oktober khususnya di Cilacap berkisar 200-300 milimeter dan sifatnya normal. "Kalau realisasi curah hujan bulan September di kota Cilacap mencapai 197 milimeter dengan jumlah hari hujan sebanyak 12 hari. Sebelumnya, curah hujan di Cilacap pada bulan September diprakirakan berkisar 21-150 milimeter," ujarnya.

Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan selatan selatan Jateng, dia memrakirakan akan segera memasuki masa transisi dari musim angin timuran menuju musim angin baratan. Menurut dia, hal itu terlihat dari arah embusan angin yang mulai bervariatif. "Saat ini, angin di wilayah perairan selatan Jateng bertiup dari arah tenggara-selatan. Jika arah embusan angin bervariatif, kondisi gelombang tidak akan terlalu tinggi," katanya. Ia memrakirakan ketinggian gelombang akan kembali meningkat sekitar bulan Januari karena banyak pusat tekanan rendah yang aktif

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement