Senin 02 Oct 2017 19:43 WIB

Waspada, Orang Tua Justru Lebih Banyak Sebar Konten Negatif

Rep: Kabul Astuti/ Red: Indira Rezkisari
Media sosial
Foto: pixabay
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial Nukman Luthfie mengatakan pengguna terbesar internet adalah generasi milenial. Kendati demikian, orang tua justru lebih banyak membagikan konten negatif ketimbang anak muda.

Nukman menjelaskan, generasi baby boomer dan generasi X tidak pernah merasakan apa yang disebut sebagai ketagihan media sosial. Lain halnya, dengan generasi milenial. Mereka bisa menghabiskan waktu enam jam sehari di media sosial.

"Kalau diriset lebih dalam, anak-anak muda ini sebenarnya nggak terlalu menyebarkan konten negatif, yang lebih banyak menyebar konten negatif adalah orang tua," kata Nukman Luthfie di Gedung Juang 45 Menteng Jakarta Pusat, Senin (2/10).

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat hingga kini ada lebih dari 800 ribu situs web di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu, ujaran kebencian, konten berbau SARA, pornografi, hoaks, narkoba, atau terorisme.

Jika sebelumnya 60 persen penghuni Facebook adalah anak muda, Nukman melihat kini anak muda sudah mulai beralih ke Instagram. Facebook lebih banyak dihuni orang tua. "Makanya kalau ada perang agama, SARA, itu di Facebook. Instagram sedikit," kata dia.

Meski begitu, Nukman mewanti-wanti bahwa anak muda bisa saja ikut ketularan menyebarkan hoaks bila tidak diantisipasi jauh-jauh hari. Nukman mendukung gerakan nasional literasi digital untuk membanjiri internet dan media sosial dengan konten-konten yang bermanfaat.

"Saya berharap anak-anak muda bisa lebih banyak berkreasi daripada menyebarkan hal-hal yang mereka sendiri nggak terlalu ngerti," kata dia.

Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan pemerintah akan terus membangun pembangunan infrastruktur teknologi informasi. Dari 500 lebih kota/kabupaten di Indonesia, saat ini belum semua tersambung akses internet. Tahun depan, pemerintah berencana membuat satelit dengan internet kecepatan tinggi. Ada 292 ribu sekolah dan 10 ribu puskesmas yang akan dihubungkan dengan jaringan internet itu.

Menkominfo mengakui kemudahan fasilitas telekomunikasi ini banyak dimanfaatkan untuk hal-hal negatif oleh sebagian kalangan, seperti ujaran kebencian, hoaks, dan cyberbullying. "Permasalahannya adalah manajemen konten. Kominfo mengajak semua elemen bangsa, siapapun, untuk sama-sama memerangi konten negatif," kata Rudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement