Senin 02 Oct 2017 15:57 WIB

Dedi Mulyadi: Pancasila Jangan Sekadar Jadi Simbol

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ribuan ASN asal Kabupaten Purwakarta memperingati hari kesaktian Pancasila dengan upacara bendera. Dalam kesempatan itu, Bupati Dedi Mulyadi menyampaikan kalau pancasila jangan hanya dijadikan simbol semata. Melainkan, harus jadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

"Selama ini, pancasila hanya dijadilan simbol negara saja. Tidak diaplikasikan secara paripurna," ujar Dedi, dihadapan ribuan ASN Purwakarta, Senin (2/9).

Padahal, lanjut Dedi, di setiap silanya, pancasila ini bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan nyata. Dari sila pertama hingga sila kelima, sudah jelas maknanya. Akan tetapi, sampai saat ini pancasila hanya dijadikan simbol dan juga sebatas pengucapan lisan saja.

Sedangkan, dalam kehidupan sehari-hari masih jauh dari nilai-nilai aplikatif pancasila. Terutama, zaman sekarang. Dimana, antar tetangga saja tidak saling kenal, pagar rumahnya saja pada tinggi-tinggi semua.

Kebiasaan positif zaman dulu, seperti bergotong royong, siskamling, saling bersilaturahim, sudah jadi pemandangan yang langka. Masyarakat saat ini, disibukan mencari duniawi. Tetapi, lupa dengan sesamanya.

Menurut Dedi, dari sila pertama saja bagaimana pancasila membangun semangat toleransi dalam berkeyakinan. Ditambah lagi, dalam berkehidupan membangun semangat gotong royong melalui kaidah persatuan serta musyawarah dalam menghadapi masalah. Sampai, membangun berkeadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

"Kerangka berpikir pancasila harus tetap hidup di pikiran kita masing-masing. Termasuk, dalam hukum pidana dan perdata," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement