REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wakil Wali (Wawali) Kota Malang Sutiaji menekankan pentingnya sektor pariwisata untuk mendongkrak daya ekonomi masyarakat. Berdasar hal itu, maka Pemerintah Kota Malang dalam beberapa tahun terakhir serius menggenjot pengembangan sektor pariwisata untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).
"Pariwisata saat ini tidak hanya dipahami untuk senang-senang, tapi saat ini memiliki multiefek untuk menambah daya ekonomi masyarakat," ujar Sutiaji melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (2/10).
Bertolak dari 'Tri Bina Cita' Kota Malang dengan tiga fondasi utama, yakni industri, pendidikan, dan pariwisata, maka visi untuk mendorong pertumbuhan ketiganya itu menjadi perhatian utama. Meskipun Kota Malang tidak memiliki sumber daya alam wisata seperti di Kabupaten Malang ataupun Kota Batu, Sutiaji menilai, banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti, seni, budaya hingga kuliner.
"Yang saat ini penting adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM). Karena kami sadar bahwa Kota Malang tidak memiliki potensi alam untuk wisata, namun pemerintah berkomitmen kota ini tidak menjadi transit wisata namun menjadi destinasi wisata," jelas Sutiaji.
Salah satu dari upaya pengembangan wisata Kota Malang adalah pembangunan Kampung Tematik yang berhasil menarik wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara. Terbaru, lanjut dia, pembangunan Kampung Arema akan segera direalisasikan sebagai bagian dari inovasi untuk pengembangan wisata.
Di kesempatan sama, Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kepariwisataan, Wisnubawa Tarunajaya, menegaskan jika saat ini sektor pariwisata sangat berpotensi sebagai penyumbang devisa negara terbesar di Indonesia. Program semacam Pariwisata Goes To Campus merupakan salah satu cara mengajak masyarakat utamanya generasi muda sebagai ujung tombak agar memiliki peran terhadap pengembangan sektor pariwisata.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ridwan Hisjam, mengatakan, pada tahun 2019 target kunjungan wisata asing ke Indonesia sebesar 20 juta orang. Karena itu, untuk merealisasikan target tersebut, Komisi X DPR mendorong agar anggaran untuk Kementerian Pariwisata dinaikkan. "Tahun 2019 pariwisata harus menjadi nomor satu penyumbang devisa negara terbesar. Saat ini terbesar masih migas, kedua minerba, ketiga perkebunan, dan pariwisata menduduki peringkat keempat," ujarnya.