Ahad 01 Oct 2017 17:55 WIB

Pilkada Kota Padang Bidik Pemilih Pemula

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Sosialisasi Pilkada ke pemilih pemula mahasiswi (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sosialisasi Pilkada ke pemilih pemula mahasiswi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang mulai menyingsingkan lengan untuk menggeber sosialisasi pemilihan kepada daerah (Pilkada) yang digelar 27 Juni 2018 mendatang. Apalagi, KPU Pusat secara resmi mencanangkan dimulainya tahapan Pilkada Kota Padang per Jumat (30/9) lalu.

Pemilih pemula menjadi salah satu target sosialisasi utama untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada Walkot-Wawalkot Padang 2019-2024. Ketua KPU Kota Padang Muhammad Sawati mengungkapkan, pihaknya menargetkan tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Kota Padang tahun depan menyentuh 70 persen. Angka jauh di atas realisasi tingkat partisipasi dalam Pilkada Provinsi Sumbar sebelumnya yang hanya 52 persen.

Demi mencapai angka partisipasi 70 persen itulah, Sawati mengatakan, sosialisasi akan difokuskan kepada pemilih pemula baik tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dan perguruan tinggi. Meski begitu ia mengaku belum bisa menyebutkan berapa total pemilih pemula di Kota Padang. KPU Kota Padang masih mengumpulkan data terkait hal ini.

Langkah awal sosialisasi kepada pemilih pemula dilakukan KPU kota dengan mengumpulkan 400 perwakilan pelajar dari 40 SMA, SMK, dan MA di Padang. Sosialisasi tersebut, lanjut Sawati, akan dilakukan dalam Jambore Demokrasi Pelajar pada 6 Oktober 2017 mendatang.

"Di situ akan kami simulasikan bagaimana proses pendaftaran calon Wali Kota Padang sampai seterusnya, kampanye, dan pelantikan. Itu akan dilakukan sendiri seolah-olah mereka calonnya. Pemilihan juga dilakukan dan ada massa pemilihan," jelas Sawati akhir pekan ini.

Sementara itu, Komisioner KPU Wahyu Setiawan menyebutkan beberapa jurus yang akan dilakukan dalam meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak. Salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi door to door atau dari satu rumah ke rumah.

Sistem sosialisasi ini mengharuskan petugas mendatangi setiap rumah bakal calon pemilih untuk kemudian dilakukan sosialisasi kepada anggota keluarga. Cara ini juga sekaligus mendata mana saja pemilih yang memiliki kebutuhan khusus. "Kedua kami manfaatkan kegiatan pembagian Formulir C6. Itu kan di bagi ke rumah, dalam pembagian itu kami sisipkan petugas untuk berikan sosialisasi dan pendidikan pemilih. Itu yang saya artikan door to door," kata Wahyu.

Di Padang, selain menyasar siswa SMA, peningkatan partisipasi pemilih juga menyasar mahasiswa. Kantor Kesatuan bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Padang tampaknya tak ingin kecolongan, berkaca dari masih minimnya partisipasi pemilih di tahun-tahun sebelumnya. Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyambut positif digelarnya sosialisasi tersebut. Diharapkan dengan segala bentuk sosialisasi ini, semakin meningkat pula partisipasi politik bagi masyarakat terutama pemilih pemula di Kota Padang.

"Upaya-upaya ke arah demikian sangat tepat dilakukan, sehingga bisa disosialisasikan dan difahamkan bagi kalangan generasi muda," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement