Ahad 01 Oct 2017 11:51 WIB

Tebu Telur, 'Sampingan' Menguntungkan Petani Badui

Tebu Telur.
Foto: lifeforestbroga.com
Tebu Telur.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mengembangkan salah satu tanaman yang kerap dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga mereka. Tanaman itu adalah tebu telur atau "tiwu endog".  

"Kami mengembangkan tanaman tiwu endog selama enam bulan bisa dipanen," kata Santa (45) seorang petani Badui warga Cipiit Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Ahad (1/10).

Pendapatan panen sayuran tiwu endog cukup membantu pendapatan ekonomi keluarga Suku Badui. Produksi tebu telur itu ditampung oleh tengkulak seharga Rp 6.000 per ikat dengan isi enam batang tebu telur.

Saat ini, dirinya bisa menjual 200 ikat per hari dan jika dikalkulasikan menghasilkan uang Rp 1,2 juta dari harga Rp 6.000/ikat itu. Biasanya, panen tiwu endog itu bisa berlanjut sampai satu bulan ke depan. "Kami merasa lega bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dari panen tebu telur itu," katanya.

Santa mengatakan, dirinya mengembangkan tanaman tebu telur itu di lahan milik Perum Perhutani di kawasan Blok Cicuraheum Gunungkencana. Budidaya tanaman tiwu endog seluas dua hektare dan dikembangkan pola tumpang sari dengan tanaman lainnya,seperti padi huma, pisang, jagung,lengkuas dan singkong.

Saat ini, banyak petani Badui mengembangkan tanaman tiwu endog karena permintaan konsumsi masyarakat cenderung meningkat. Namun, dirinya menjual tebu telur itu tidak ke pasar, namun ditampung oleh tengkulak yang mendatangi petani Badui.

"Kami mengembangkan tanaman tiwu endog itu hanya sekedar pendapatan sampingan saja dan belum dijadikan andalan ekonomi," kata Santa.

Begitu Tinggal (50) seorang petani Badui mengatakan merasa lega setelah memanen tebu telur bisa membeli kebutuhan sehari-hari. Ia menjual tebu telur itu seharga Rp 6.000/ikat sehingga dapat membantu ekonomi keluarga. "Kami hari ini menjual tiwu endog sebanyak 100 ikat," kata Tinggal di kawasan Blok Cicuraheum Gunungkencana.

Siti Samsiah (45) seorang warga Rangkasbitung mengaku dirinya membeli sayuran tiwu endog dari petani Badui. Ia membeli sayuran tebu telur ke petani Badui itu untuk pesanan saudara yang tinggal di Bandung.

Selama ini, sayuran tiwu endog banyak dikonsumsi masyarakat karena teksturnya kurang lebih seperti kembang kol. Tebu telur memliki kandungan mineral yang cukup tinggi seperti kalsium dan fosfor. Selain itu juga terdapat kandungan berupa vitamin C, karbonhidrat serta zat besi yang cukup tinggi. "Kami melihat kualitas pohon tebu telur Badui cukup bagus karena menanamnya secara organik tanpa pupuk kimia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement