Sabtu 30 Sep 2017 16:30 WIB

Pemprov: Tumpahan Lemak Sawit di Teluk Bayur tak Berbahaya

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
TNI dan nelayan dikerahkan untuk membersihkan sisa tumpahan lemak sawit di perairan Teluk Bayur, Padang (29/9).
Foto: Sapto Andika Candra
TNI dan nelayan dikerahkan untuk membersihkan sisa tumpahan lemak sawit di perairan Teluk Bayur, Padang (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menyebutkan tumpahan 30 ton lemak sawit di Teluk Bayur, Padang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hal ini lantaran sifat kimia lemak sawit yang merupakan turunan pemurnian dari minyak sawit mentah (CPO) yang dinilai tidka berbahaya bagi biota laut termasuk ikan. Meski begitu, Pemprov Sumbar masih menunggi hasil akhir kajian lingkungan yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar.

"Ini kan nabati. Ikan malah banyak makan itu (gumpalan lemak sawit). Nah kalau solar yang tumpah baru bahaya. Pencemaran saya kira nggak ada dan lokalisasi tumpahan kan dilakukan," ujar Wakil Gubernur Nasrul Abit, Sabtu (30/9).

Ia menyebutkan bahwa tim dari Dinas Lingkungan Hidup Sumbar dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar terus bekerja. Hingga Jumat (29/9) kemarin, diperkirakan masih ada 30 persen tumpahan yang belum diangkat ke darat. Ditargetkan seluruh tumpahan bisa rampung dibersihkan pada Sabtu (30/9) sore ini.

Kepala Seksi Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Sumatra Barat M Arif Nofiadi menyebutkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan analisis laboratorium terhadap sampel lemak sawit yang tumpah dan air laut yang tercemar. Kajian lingkungan, lanjutnya, bakal dilakukan selama sepekan ke depan untuk kemudian ditentukan apakah ada krusakan

"Pihak perusahaan berkewajiban menanggulangi dampak lingkungan. Segala sesuatu dilimpahkan ke perusahaan. Sanksi juga akan bergantung pada analisis lanjutan mengenai dampaknya," jelas Arif.

Meski begitu, Arif mengapresiasi langkah perusahaan untuk mengebut pembersihan tumpahan lemak sawit hingga hari ini. Menurutnya, selama perusahaan mau berkoordinasi dengan baik untuk membersihkan secara menyeluruh, setidaknya menunjukkan komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab.

"Yang terpenting adalah penanggulangan dan pemulihan, kita berikan apresiasi terhadap upaya yang sduah dilakukan saat ini," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement