Jumat 29 Sep 2017 22:40 WIB

BI Bali Siapkan Skenario Mitigasi Risiko Gunung Agung

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga beraktivitas di Desa Nawakerti yang berjarak sekitar 9 km dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (29/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warga beraktivitas di Desa Nawakerti yang berjarak sekitar 9 km dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) beserta seluruh bank yang beroperasi di Provinsi Bali telah menyusun mitigasi risiko ancaman erupsi Gunung Agung terhadap sektor perbankan. Kepala KPwBI Bali, Causa Iman Karana mengatakan pihaknya dari sisi operasional sudah merancang manajemen keberlangsungan tugas BI.

"Jika terjadi gangguan, seperti erupsi Gunung Agung ini, kita akan memindahkan aplikasi sistem pembayaran ke KPwBI Jawa Timur di Surabaya," katanya dijumpai Republika.co.id di Denpasar, Kamis (28/9).
 
KPwBI Bali saat in tengah menginstall beberapa aplikasi, khususnya clearing dan Real Time Gross Settlement (RTGS) di kantor pusat Renon, Denpasar ke Surabaya. Dua bank umum yang beroperasi di Pulau Dewata adalah Bank Mantap dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali.
 
"Aplikasi sistem pembayarannya kita duplikat di sana (Surabaya)," kata Causa.
 
Causa mengatakan kantor juga menyiapkan dua area baru yang bisa digunakan sebagai pusat perkantoran sementara. Pegawai KPwBI Bali juga sudah dilatih menghadapi risiko debu dan kegelapan sebagai akibat yang mungkin terjadi setelah erupsi Gunung Agung.
 
"Kami sudah siapkan masker, topi, kacamata, dan senter," kata Causa.
 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung mencapai 134.229 jiwa hingga Kamis (28/9) petang. Mereka tersebar di 484 titik di sembilan kabupaten kota di Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement