REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Upaya pembersihan terhadap sisa tumpahan lemak sawit atau palm fatty acid distillate (PFAD) di area Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, terus dikebut. Hingga Jumat (29/9) siang, operator tangki timbun, PT Wira Inno Mas, mengerahkan petugas perusahaan dibantu nelayan setempat serta anggota TNI untuk 'bersih-bersih' perairan Teluk Bayur dari tumpahan lemak sawit yang telah menggumpal. Lemak sawit sendiri merupakan produk turunan dari pemurnian minyak sawit mentah atau CPO.
Manajer Operasional PT Wira Inno Mas Hendra Leo mengungkapkan hasil analisis perusahaan menunjukkan bahwa besaran lemak sawit yang sempat terbuang ke laut pada Kamis (28/9) sebanyak 30 ton. Sementara sebanyak 200 ton lainnya berhasil disedot melalui bundwall atau sekat pembatas. Hingga Jumat (29/9) siang, perusahaan menaksir masih ada sekitar 20 ton lemak sawit yang masih belum diangkut ke darat.
Perusahaan berencana untuk mengangkut kembali seluruh gumpalan lemak sawit untuk dicairkan kembali di instalasi pengolahan yang ada. Upaya pembersihan sendiri dimudahkan oleh karakter fisik lemak sawit yang cepat menggumpal dan mengembang saat kontak dengan udara luar. Kondisi ini memudahkan petugas untuk mengangkut lagi seluruh sisa tumpahan di perairan Teluk Bayur.
"Sementara ini kami hentikan 50 persen operasional pabrik karena kami fokus kumpulkan lemak-lemak yang tercecer di perairan," ujar Hendra saat ditemui di kantornya, Jumat (29/9).
Nantinya seluruh lemak sawit yang bisa diselamatkan akan tetap diekspor. Negara tujuan ekspor, lanjut Hendra, meliputi Eropa dan Asia Tenggara.
Hingga saat ini perusahaan juga masih menghitung total kerugian yang dialami perusahaan akibat insiden tumpahnya 30 ton lemak sawit ke perairan Teluk Bayur pada Kamis (28/9). Namun dengan harga jual lemak sawit sebesar Rp 10 ribu per kg, maka total produk yang sempat terbuang sekitar Rp 300 juta.
Terkait penyebab kebocoran tangki timbun, perusahaan memperkirakan gempa bumi menjadi salah satu pemicunya. Hendra mengatakan Kota Padang yang kerap diguncang gempa berpotensi merusak beberapa komponen tangki termasuk pipa.
Pascainsiden ini, perusahaan berjanji untuk melakukan kajian ulang terhadap seluruh fasilitas penyimpanan lemak sawit (PFAD) dan minyak sawit (CPO) terutama untuk memastikan kelayakannya. Perusahaan juga berjanji untuk menanggung seluruh upaya pembersihan.
Kemarin, sebanyak 30 ton lemak sawit (info sebelumnya sebanyak 50 ton CPO) tumpah ke perairan Teluk Bayur akibat adanya tangki timbun yang mengalami kebocoran. Walhi juga mendesak Pemkot Padang untuk menindak tegas perusahaan lantaran dianggap lalai dalam mengelola proses industrinya sehingga mencemari lingkungan.