REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Hariyanto Arbi memutuskan mendaftar menjadi bakal calon legislatif melalui Partai Solidaritas Indonesia, guna memperjuangkan kesejahteraan dan masa depan atlet Indonesia.
"Perjuangan saya untuk Indonesia belum selesai. Saya ingin menjadi anggota dewan, karena saya ingin bisa memperjuangkan kebijaksaan yang mendukung kesejahteraan atlet," kata legenda bulu tangkis Indonesia itu saat mendaftar bakal caleg PSI, di Jakarta, Rabu (27/9).
Hariyanto yang memiliki julukan atlet "Smash 100 Watt" itu menilai saat ini prestasi olahraga Nasional menurun, termasuk dalam pagelaran SEA Games 2017 lalu. Dia menilai salah satu aspek krusial dari upaya meningkatkan prestasi olahraga nasional saat ini adalah dalam hal anggaran.
"Masalah budget ini penting supaya olahraga kita bisa maju," jelas dia.
Dia menekankan olahraga merupakan bidang yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa. Melalui olahraga, bendera Merah Putih dapat berkibar di luar negeri, sehingga bidang ini patut diperjuangkan.
Sementara itu terkait keputusannya bergabung dengan PSI, Hariyanto mengungkapkan, dia sejalan dengan semangat yang diusung partai baru ini yakni anti-korupsi dan anti-intoleransi.
Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie menyatakan rasa terima kasihnya kepada Hariyanto Arbi yang memutuskan berjuang bersama PSI. Grace berharap jika Hariyanto menjadi anggota dewan dapat memperjuangkan kebijakan yang dapat menjamin kesejahteraan para atlet dan mantan atlet dengan membawa semangat sportivitas dalam parlemen.
"Semoga mas Hariyanto nanti juga bisa 'men-smash' para koruptor yang menggerogoti kesejahteraan atlet, serta memikirkan lebih jauh lagi problematika atlet seperti masalah perekrutan, pajak, pendidikan dan lain-lain," ujar Grace.
Dia mengatakan selama ini tidak sedikit cerita kelam yang dihadapi sejumlah mantan atlet nasional, seperti menjadi tukang parkir, tukang pukul hingga harus menjual piala-pialanya hanya demi menyambung hidup. "Semoga mas Hariyanto dapat memperjuangkan regulasi yang dapat menjamin nasib para mantan atlet agar jangan sampai ada lagi yang harus menjadi tukang pukul, tukang tagih utang, atau tukang parkir, padahal mereka pernah mengharumkan nama bangsa," tutur Grace.