Selasa 26 Sep 2017 13:32 WIB

BMKG Belum Deteksi Adanya Abu Vulkanis di Wilayah Udara Bali

Seorang warga membawa hasil kebun di Desa Batu Dawa yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Senin (25/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Seorang warga membawa hasil kebun di Desa Batu Dawa yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Senin (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan hingga saat ini belum terdeteksi debu vulkanis Gunung Agung yang menyelimuti wilayah udara Bali. Meskipun, gunung berapi itu dalam Status Awas. "Pergerakan abu vulkanis Gunung Agung tidak terdeteksi berdasarkan citra satelit cuaca Himawari," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Taufik Gunawan di Denpasar, Selasa (26/9).

BMKG menyebutkan, prakiraan angin saat ini berhembus dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 05-10 knots hingga pukul 12.00 Wita pada ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut. Pihaknya juga menyebutkan prakiraan angin berhembus dari timur laut dengan kecepatan 10 hingga 15 knots dari ketiggian 5.000 meter di atas permukaan laut hingga pukul 12.00 Wita.

Sementara itu, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan kode kuning untuk penerbangan. BMKG menyebutkan, sesuai data PVMBG pascapeningkatan Status Awas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu menunjukkan peningkatan frekuensi gempa signifikan antara tanggal 21-25 September 2017.

Total gempa sebanyak 369 kali sejak status meningkat dari Waspada menjadi Awas. Hingga 26 September 2017 pukul 08.00 Wita teranalisis hasil rekaman seismograf BMKG dengan nilai magnitudo dominan pada 2,6 hingga 3,0.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement