Selasa 26 Sep 2017 12:32 WIB

Menhan: Yang Ada adalah Pengadaan 521 Senjata untuk BIN

Rep: Santi Sopia/ Red: Andri Saubani
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu diwawancara wartawan di sela-sela acara sarasehan industri pertahanan di PT Pindad, Kota Bandung, Senin (18/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu diwawancara wartawan di sela-sela acara sarasehan industri pertahanan di PT Pindad, Kota Bandung, Senin (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengaku belum mengetahui terkait pengadaan 5.000 senjata untuk institusi tertentu. Ryamizard mengatakan, untuk pengadaan senjata ini, hanya ada pengajuan untuk kebutuhan pendidikan Badan Intelijen Negara (BIN) per Mei 2017.

"Saya belum tahu (5.000 senjata). Tapi yang ada ini, 521 pucuk senjata, 72.750 ribu butir munisi untuk pendidikan BIN," kata Menhan sambil menunjukkan surat permohonan pengajuan dari BIN tersebut di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (26/9).

Surat permohonan yang diperlihatkan Menhan itu telah ditandatangani Wakil Kepala BIN Teddy Lhaksmana. Dalam surat tersebut, terdapat tembusan untuk Kepala BIN, Asintel Panglima TNI, Kepala BAIS TNI dan Dirjen Kemhan.

Sebanyak 521 senjata tersebut merupakan jenis SS2-V2 kaliber 5,56x45 mm. Menhan menambahkan, setiap pengadaan maupun penjualan alutsista, baik untuk institusi sipil maupun militer harus melalui Kementerian Pertahanan. "Yang ada ini (surat) Mei, sudah disampaikan kepada saya berapa pucuk, amunisi, tinggal komunikasi saja," tambah mantan KASAD itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement