REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah daerah menyiapkan beras, setidaknya 15 ton per hari untuk mencukupi kebutuhan pengungsi Gunung Agung. Satuan Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung mencatat jumlah pengungsi hingga Senin (25/9) pukul 12.00 WITA mencapai 48.540 jiwa.
Pengungsi tersebar di 301 titik di sembilan kabupaten kota di Bali. Warga paling banyak mengungsi ke Kabupaten Karangasem sebanyak 21.157 jiwa yang tersebar di 82 titik. "Cadangan beras sampai saat ini masih cukup untuk seluruh pengungsi," kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Selasa (26/9).
Pastika mengatakan pimpinan daerah di masing-masing kabupaten berhak mengeluarkan 100 ton beras, sementara provinsi 200 ton beras. Provinsi Bali terdiri atas sembilan kabupaten dan kota. Selain beras, kebutuhan mendasar lainnya adalah satu ton gas per hari untuk dapur-dapur umum yang diperoleh dari sejumlah donatur.
Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta mengunjungi sejumlah posko pengungsian di Karangasem. Posko pengungsian di Banjar Sukahat, Desa Lokasari, Sidemen misalnya menampung 435 pengungsi. Kebutuhan berasnya mencapai 150 kilogram (kg) per hari.
Posko pengungsian Banjar Mantri, Desa Sibetan menampung 1.342 pengungsi, sementara di Banar Tatag menampung 390 pengungsi. Enam posko di Banjar Segah, Desa Nongan memfasilitasi seribu pengungsi. Sudikerta berharap kepala desa ikut mendata stok logistik yang dibutuhkan untuk dikoordnasikan dengan posko induk di Tanah Ampo. Ia mengimbau masyarakat tetap waspada, meski Gunung Agung belum erupsi. "Bencana alam tidak ada yang tahu pasti kapan terjadinya. Utamakan pengamanan diri, seperti mengungsi ini," katanya.