REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meresmikan Unit Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu RS PKU Muhammadiyah Gamping-UNY Teaching Hospital, Senin (25/9). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti di Ruangan Convention Hall RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan instalasi pelayanan jantung terpadu ini memiliki dua hal yang penting. Selain untuk praktik bagi mahasiswa kedokteran khususnya dokter spesialis penyakit jantung, instalasi tersebut juga berfungsi untuk melayani masyarakat yang berpenyakit jantung.
"Adanya unit instalasi pelayanan jantung terpadu di RS PKU Muhammadiyah Gamping Ini penting bagi Yogyakarta, karena RSUP Dr Sardjito sudah kewalahan. Kalau di sini berfungsi menjadi bagian dari jaringan Sardjito dan sebagainya, otomatis kebutuhan masyarakat yang berpenyakit jantung tidak perlu menunggu terlalu lama. Kalau pasien jantung harus menunggu lama kan berisiko bagi kesehatannya. Fasilitas di sini sudah cukup dan saya kira peralatannya paling baru," tuturnya.
Menurut Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gamping Ahmad Faisol, unit pelayanan jantung terpadu yang dulu dinamakan Cardiovaskular Center ini dirintis sejak tahun 2014 dengan melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Jerman dengan melakukan studi banding ke sana bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Alhamdulillah instalasi pelayanan jantung terpadu telah memenuhi persyaratan dalam uji kesesuaian dan uji fungsi pelayanan untuk dioperasionalkan,"ungkapnya, Senin.
Ia mengatakan, selama ini pasien yang memerlukan katerisasi dirujuk ke RSUP Sardjito. Pasien jantung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memang terus meningkat. "Sekarang satu kali jadwal praktik untuk satu dokter ada sekitar 25-30 pasien. Sebelumnya hanya 10-15 pasien saja," kata Faisol.
Diharapkan, setelah izin praktek terhadap empat dokter keluar, maka izin pelayanan katerisasi sudah bisa dilayani. "Insya Allah praktek dokter dan izin Bapeten sudah bisa keluar. Sehingga dengan adanya izin layanan katerisasi segera diaplikasi dan bisa melayani pasien BPJS," katanya.
Sementara itu, Rektor UMY Gunawan Budianto mengatakan Unit Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu ini merupakan hal baru karena menjadi satu prototipe yang bisa dikembangkan lebih lanjut. "Diharapkan hal ini bisa meningkatkan kualitas Muhammadiyah dalam memberikan pelayanan kepada umat dan juga bisa menjadi lahan pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran," ujarnya.
Di samping itu, kata dia, hal itu mudah-mudahan menjadi contoh bagi perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia yang memiliki fakultas kedokteran. Saat ini terdapat 10 perguruan tinggi Muhammadiyah yang terletak di Solo, Jakarta, Malang, Purwokerto, Sumatera Utara, Palembang, dan Makassar.
Selanjutnya Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan keikutsertaan Sultan dalam proses pendirian unit instalasi pelayanan jantung terpadu ini dikarenakan yang bersangkutan ikut melakukan kunjungan ke Jerman. "Sejak awal baik dalam konteks pemerintahan maupun keraton sejak Sultan HB VII sampai HB X Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan. Insya Allah akan memberikan manfaat yang besar," tuturnya.
Ia berharap peresmian unit instalasi pelayanan jantung terpadu menjadi titik awal dari peningkatan sinergi antara UMY dan RS PKU Muhammadiyah Gamping untuk bisa diperankan dalam masyarakat luas. "Ini bagian dari fungsi pelayanan untuk masyarakat luas," ujarnya.