REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Musim penghujan di berbagai wilayah Indonesia akan segera tiba. Hal ini ditandai dengan telah bergesernya matahari yang pada musim kemarau berada di utara khatulistiwa, bergeser ke selatan khatulistiwa. “Saat melintas khatulistiwa, matahari tepat berada di atas khatulistiwa atau yang biasa disebut equinox, terjadi pada 23 September 2017 kemarin,” jelas Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo, Senin (25/9).
Setelah equinox tersebut, Teguh menjelaskan, secara berangsur-angsur garis edar Matahari akan berada di selatan khatulistiwa. Proses terjadinya hujan di wilayah Indonesia, terjadi saat garis edar matahari setelah khatulistiwa.
“Panas matahari ini yang menimbulkan penguapan air laut di sekitar wilayah Indonesia dan kondisi tekanan rendah di samudra Hindia, yang kemudian menimbulkan hujan,” kata dia.
Terkait kondisi Matahari tersebut, dia menyebiutkan, kondisi di beberapa wilayah di Tanah Air, seperti di wilayah Jateng, saat ini sudah memasuki masa pancaroba dari musim kemarau ke musim penghujan.
Masa pancaroba ini ditandai dengan kondisi cuaca yang kadang diwarnai hujan, kadang juga panas menyengat akibat kelembaban udara yang cukup tinggi. Seperti yang terjadi sejak tiga hari terakhir, beberapa wilayah di eks Karesidenan Banyumas sudah mulai diguyur hujan dengan kondisi awan yang cukup tebal. Bahkan sejak dua hari terakhir, sebagian wilayah Kabupaten Banyumas juga sudah diguyur hujan, meski pun tidak terlalu lebat.
Dalam kondisi pancaroba seperti saat ini, Teguh juga meminta warga untuk berhati-hati, karena kerap diwarnai angin kencang dan petir. “Biasanya nanti, menjelang musim penghujan kondisi cuaca akan diwarnai angin kencang dan petir,” kata dia.
Dia menyebutkan, musim penghujan untuk wilayah Jateng secara umum, diperkirakan akan berlangsung mulai dasarian kedua Oktober.