REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Sosial (Mensos) RI Khofifah Indar Parawansa menyatakan, keberadaan Kampung Siaga Bencana (KSB) sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk meminimalisasi jumlah korban jika terjadi bencana. Untuk itu, kerjabsama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam membentuk KSB tersebut.
Khofifah menjelaskan, kampung siaga bencana merupakan community based penanggulangan bencana binaan Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial diseluruh Indonesia.
"Kalau kita tidak membangun kemitraan strategis dengan masyarakat, any time kemungkinan muncul sewaktu ada bencana pasti terjadi kegagapan," kata Khofifah Indar Parawansa saat membuka KSB di komplek Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD), Pundong, Bantul, Ahad (24/9).
Dalam Jambore KSB kali ini, peserta yang dilibatkan adalah mereka-mereka yang berasal dari daerah berpotensi terjadi bencana alam di DI Yogyakarta. Keberadaan KSB, dikatakan mensos, bisa berbasis desa, antardesa, atau pun subdesa. Para anggota KSB ini dilatih untuk melakukan tindakan pascaterjadi bencana.
"Yang terpenting adalah bagaimana membangun harmony with disaster sehingga kami harapkan anggota KSB ini bisa membangun kesiap-siagaan di kampung masing-masing," jelas Khofifah.
Sementara, Direktur Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Adhy Karyono menegaskan ada tujuh lomba yang dipertandingkan dalam jambore kali ini. Ke-7 lomba itu antara lain lomba keposkoaan, pendirian tenda, pengelolaan dapur umum, dan pengelolaan admniatrasi dokumen. Sebanyak 310 orang dari 31 KSB dilibatkan dalam perlombaan sore itu.