REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Untuk mengejar swasembada beras, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menargetkan perbaikan seluruh jaringan irigasi di sentra produksi padi selesai akhir tahun ini. Rehabilitasi jaringan irigasi tersebut diharapkan dapat membantu pemenuhan target produksi 4,4 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun ini.
"Hasil rehabilitasi besar-besaran itu membuat kondisi jaringan irigasi baik yang menjadi kewenangan pusat dan Lampung naik dari mantap 40 persen menjadi mantap 80 persen dan kita targetkan di akhir 2017 menjadi mantap 90 persen," kata Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Jumat (22/9).
Kondisi mantap jaringan irigasi 40 persen terjadi pada 2014. Dua tahun kemudian, gubernur bersama DPRD menaikkan anggaran pemeliharaan jaringan irigasi dan rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier pada 2016. Program tersebut membuat sawah padi menjadi surplus air pertanian dan indeks pertanaman naik dari 1,5 menjadi 1,8.
Daerah irigasi yang masuk pola tanam Provinsi Lampung terdiri dari sembilan yang menjadi kewenangan pusat dan 19 yang menjadi kewenangan Pemprov Lampung. Luas lahan yang mampu dialiri mencapai 131.670 hektare. Namun, dengan sistem penggolongan, luas areal tanam bisa mencapai 241.562,75 hektare dengan indeks pertanaman 1,8.
Untuk menuju kondisi irigasi mantap, Lampung mendapat gelontoran dana sebesar Rp 163,8 miliar. Dana itu dipakai untuk memperbaiki 16 dari 19 daerah jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi Lampung. Daerah jaringan itu tersebar di Pringsewu, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat. "Ini rehab besar-besaran yang pernah dilakukan Pemprov Lampung," kata Ridho.
Pemprov Lampung bertanggung jawab mendistribusikan air ke 21.045 hektare lahan pertanian. Dari hasil perbaikan pada 2016, Pemprov Lampung tinggal melanjutkan sisa perbaikan di daerah irigasi (DI) Semangko Tanggamus, DI Kalipasir Lampung Timur, dan DI Way Kandis Lampung Selatan, dan di Way Napal Pesawaran. "Insya Allah, paling lambat akhir tahun semuanya selesai dan bisa mendukung target peningkatan produksi gabah 4,6 juta ton di 2018," kata Ridho.