REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, mengingatkan, datangnya tahun baru Islam 1 Muharam 1439 Hijriyah, dapat dimaknai sebagai peristiwa hijrah. Yakni, cermin perjuangan untuk memperbaiki kehidupan, yang disertai keberanian, perjuangan, dan sifat rela berkorban seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Deddy mengatakan, tahun baru Islam sendiri, dimulai saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Kota Mekkah Almukarromah ke Kota Madinatul Munawaroh, Arab Saudi. Dimana, kondisi dan situasi Kota Mekkah pada saat itu sudah tidak aman dan nyaman lagi untuk syiar Islam, maka Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat untuk hijarah ke Madinah dari Kota Mekkah.
"Begitu pula Bangsa Indonesia, yang mulai hijrah sejak proklamasi tahun 1945, dengan substansi hijrah yakni perbaruan, perbaikan dari waktu ke waktu, mulai dari diri sendiri, lingkungan, hingga level negara, itu relevansinya," ujar Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz, Kamis (21/9).
Menurut Deddy, pergantian tahun hendaknya dapat membuahkan perubahan dalam perilaku seorang muslim. Dengan diniatkan, tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya. "Maka pergantian tahun harusnya membawa makna perubahan, yakni mampu menghijrahkan diri pribadi untuk hidup yang lebih baik serta diridhoi Allah SWT," katanya.
Dengan pergantian Tahun Baru Islam, kata dia, maka seseorang dapat meninggalkan kebiasaan, ataupun perilaku buruk. Jika pada tahun sebelumnya, kadar ibadah dan amaliyah belum baik, maka pada tahun baru ini hendaknya harus lebih baik.
"Tahun Baru Islam ini harus berdampak positif dalam kehidupan seorang muslim," katanya.
Deddy menilai, kalau tidak ada perubahan, atau sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya, maka seseorang itu boleh dikata merugi. "Karena, ia berarti belum mampu memaknai datangnya Tahun Baru Islam ini," katanya.