Kamis 21 Sep 2017 11:29 WIB

Pendirian Tenda Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tertunda

Bantuan untuk korban tragedi kemanusiaan di Rohingya (ilustrasi)
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Bantuan untuk korban tragedi kemanusiaan di Rohingya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendirian tenda darurat sebagai bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia yang direncanakan berdiri pada Rabu (20/9) tertunda akibat cuaca buruk hujan lebat di Distrik Cox's Bazar,Bangladesh, sehingga baru didirikan pada Kamis (21/9).

"Rencana pemasangan lima tenda di lokasi pengungsian hari ini batal dilaksanakan. Lokasi pemasangan tenda adalah di Ukhia, Teknaf, yang merupakan salah satu kamp besar yang menerima pengungsi baru. Ukhia sendiri berada hanya 4 km dari perbatasan dengan Myanmar," demikian siaran pers Kedutaan Besar RI di Bangladesh.

Kendati demikian, tim pendistribusian bantuan terus berupaya mendirikan tenda darurat secepatnya mengingat kondisi para pengungsi yang membutuhkan tempat tinggal ditengah cuaca hujan.

Menurut Duta Besar RI, Rina Soemarno, pengiriman tenda oleh truk terhambat karena jalan yang berlumpur akibat hujan deras sehingga pengiriman bantuan tiba di lokasi pada Rabu pukul 18.00 waktu Bangladesh. Karena kondisi penerangan tidak mencukupi, maka tim pengirim bantuan yang dilakukan oleh pemerintah daerah Cox's Bazar mengundurkan waktu pendirian tenda hingga Kamis (21/9).

Dubes Rina menjelaskan barang bantuan yang dapat dibagikan pada Rabu adalah makanan siap saji dan "family kit" kebutuhan sehari-hari.

"Barang yang akhirnya dapat didistribusikan pada hari ini (Rabu) hanyalah makanan siap saji dan family kit yang berisi barang-barang kebersihan pribadi," demikian Rina menambahkan pembagian dilakukan dalam kondisi lampu penerangan yang kurang.

Sementara itu, pendistribusian bantuan dari Indonesia pada Selasa (19/9) berupa beras yang sudah dimasak menjadi nasi Kichuri dilakukan di tujuh lokasi di Upazila (Sub-Distrik) Ukhia.

Menurut "Additional Deputy Commisioner" Cox's Bazar, Mahidur Rahman, pendistribusian nasi Kichuri pada Rabu (20/9) telah diperluas mencapai 12 lokasi, yaitu dengan tambahan 5 lokasi di Upazila Teknaf.

Sebelumnya, organisasi kemanusiaan asal Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT), menyebutkan posko kesehatannya mencatat pengungsi Rohingya cenderung menderita penyakit pneumonia atau paru-paru basah. Selain itu, pengungsi yang terusir dari wilayahnya itu juga banyak yang menderita demam, luka-luka karena berbagai sebab dan diare akibat bakteri di air kotor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement