Rabu 20 Sep 2017 18:30 WIB

Pertemuan KABIN-Gubernur Papua Bahas Pembangunan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol Budi Gunawan bersiap mengikuti rapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol Budi Gunawan bersiap mengikuti rapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Gubernur Papua Lukas Enembe dengan Kepala BIN Budi Gunawan dinilai wajar. Sebagai Kepala Badan Intelijen, dinamika wilayah di Papua penting untuk selalu dipantau.

"Saya kira itu sesuatu yang wajar, biasa-biasa saja, seorang Kepala BIN bertemu Gubernur adalah hal yang lazim dan tidak melanggar aturan apa pun, " ujar analis intelijen Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (20/9).
 
Menurut Ridlwan, wilayah Papua menjadi prioritas pantauan keamanan karena jadi barometer penting situasi Tanah Air. Dia mengatakan, pemerintah harus selalu memastikan Papua selalu kondusif. Presiden juga sangat memperhatikan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat Papua, misalnya dengan pembangunan jalan transpapua dan juga pembangunan pasar dan infrastruktur. 
 
Ridlwan menambahkan, kehadiran mantan Kapolda Papua Paulus Waterpauw juga sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan. "Sangat wajar karena Paulus mantan Kapolda Papua, dia baru saja pindah ke Sumut dan tentu data data Papua dia masih kuasai," katanya. 
 
Belum lama ini beredar foto pertemuan Gubernur Papua Lukas Enembe dengan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, dan sejumlah pejabat negara. Ridlwan menilai pertemuan Kepala BIN, Kapolri, dan Gubernur Papua akan berdampak positif bagi masyarakat Papua. "Tentu yang kita harapkan Indonesia damai, dari Aceh hingga Papua, " katanya.

 

Pertemuan itu diwarnai dengan berfoto bersama, senyuman, dan canda-tawa. Menurut dia, aneh jika pertemuan itu dianggap politis. Dia juga melihat ada kejanggalan dalam broadcast yang beredar di publik, seolah olah hanya menyerang Kepala BIN. Padahal di forum juga ada pihak lain yang hadir. "Ini ada semacam intensi tidak baik ke Kepala BIN karena memojokkan Kepala BIN padahal di dalam acara itu ada pihak lain juga yang hadir," ujar dia.

 

Karena itu, dia menganggap berlebihan jika pertemuan itu diseret-seret ke wilayah politik dan seolah-olah dimainkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan politis dengan tujuan mengganggu pemerintahan, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement