REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengendara Gojek Kota Padang, Sumatra Barat, Tulang (34 tahun) mengatakan sebanyak 3.000 pengendara akan menjadi pengangguran akibat penutupan kantor operasional angkutan dalam jaringan (daring) di kota itu. "Jumlah kami di Kota Padang mencapai tiga ribu orang, apabila ditutup tentu kami akan kehilangan pekerjaan," kata dia di Padang, Rabu (20/9).
Menurut dia keberadaan Gojek ini membuat ribuan orang yang tidak memiliki pekerjaan dapat terbantu dalam menghasilkan uang. "Saya seorang fotografer dan menjadikan profesi ini sebagai tambahan penghasilan. Ketika tidak ada jadwal memoto saya bisa mencari uang melalui angkutan online ini," katanya.
Menurutnya banyak pengendara yang terbantu dengan kehadiran Gojek ini. Pengendara Gojek lainnya, Arif (24) mengatakan setelah tamat kuliah dirinya belum mendapatkan pekerjaan tetap. Kemudian dirinya bergabung dengan Gojek sehingga dapat menghasilkan uang.
"Kami juga berasal dari kalangan ekonomi lemah dan mencari uang untuk menyambung hidup," ucap dia.
Sebelumnya Pemerintah Kota Padang menutup kantor operasional angkutan dalam jaringan (daring) Gojek, karena tidak mengantongi izin dari pemerintah setempat. "Kepala Dinas Perhubungan Provinsi telah meminta agar kantor Gojek ditutup hari ini, kami langsung lakukan koordinasi dengan pihak terkait," kata Sekretaris Dishub Kota Padang Yudi Indra.
Ratusan sopir angkutan kota (angkot) Kota Padang sebelumnya juga menuntut angkutan berbasis daring karena membuat penghasilan mereka berkurang. "Angkutan berbasis daring seperti Go-jek ini mengancam pendapatan kami setiap hari jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkot jauh berkurang," kata salah seorang perwakilan sopir Khairison.