REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana kekeringan dilaporkan dirasakan oleh sekitar 16 ribu kepala keluarga (KK) di Kabupaten Sukabumi. Ribuan KK ini tersebar di 24 kecamatan dari 47 kecamatan yang ada di daerah tersebut.
Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Yana Rusyana mengatakan, data yang tercatat menyebutkan dampak kekeringan terjadi di 24 kecamatan dan 55 desa. "Kekeringan dirasakan sekitar 16.681 KK yang terdiri atas 54.041 jiwa," terang dia kepada wartawan Selasa (19/9).
Daerah yang kekeringan itu antara lain Kecamatan Cimanggu, Tegalbuleud, Cidolog, Waluran, Jampang Kulon, Purabaya, Cidadap, Lengkong, Gunungguruh, dan Ciambar. Selain itu di Kecamatan Bantargadung, Cibadak, Sagaranten, Cikidang, Cikakak, Cikembar, Gegerbitung, Ciemas, Ciracap, Palabuhanratu, Simpenan, dan Surade.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman menuturkan, pemkab dan sejumlah organisasi yang peduli kemanusiaan setiap harinya mengirim pasokan air bersih ke sejumlah daerah kekeringan. Selain memasok air bersih kata dia BPBD juga memberikan bantuan berupa pipa dan toren untuk warga yang wilayahnya masih tersedia sumber air.
Di Kecamatan Palabuhanratu misalnya diberikan bantuan air bersih dan pipanisasi, terang Eka. Di ibukota Sukabumi ini ada empat desa yang terdampak kekeringan yakni Cibodas, Citepus, Pasirsuren, dan Jayanti.
Salah satu bantuan air misalnya dilakukan Polres Sukabumi pada Ahad (17/9) lalu. Institusi tersebut mengirim pasokan air bersih ketiga titik yang berada di Kampung Tegalnyampay, Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Bantuan air bersih tersebut langsung disambut antusias oleh warga yang antre untuk mendapatkannya.
Advertisement