REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — Badan Nasional Penanggulangan Bencana bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengagendakan pertemuan untuk memastikan langkah-langkah yang perlu dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Tujuan pertemuan itu untuk mengetahui dengan jelas, kira-kira erupsinya nanti seperti apa, tingkat risikonya seperti apa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra saat memberikan keterangan kepada awak media di Denpasar, Senin (18/9) malam.
Pertemuan tersebut diagendakan digelar pada Selasa (19/9) hari ini di Kantor Bupati Karangasem yang juga akan dihadiri unsur dari BPBD provinsi dan kabupaten/kota, Pemkab Karangasem, serta pihak terkait lainnya. "Setelah diidentifikasi dengan baik, maka akan disusun langkah-langkah dalam menghadapi segala kemungkinan yang ada. Semua langkah itu untuk mengurangi risiko bencana jika Gunung Agung nantinya mengalami erupsi," ujarnya.
Menurut dia, dengan berbagai langkah yang diambil pemerintah, diharapkan masyarakat dapat memperoleh gambaran informasi yang lengkap mengenai apa yang dilakukan dan dipersiapkan pemerintah sehingga masyarakat bisa lebih tenang.
"Setiap arahan resmi pemerintah supaya diikuti masyarakat dengan baik, karena arahan pemerintah akan terukur sesuai dengan level peringatan dini yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," ucapnya.
Dia menambahkan terkait dengan kebutuhan tempat pengungsian, tenda, logistik, juga sedang diinventarisasi. Pemerintah Provinsi Bali siap mendukung langkah-langkah itu, baik personel, logistik, peralatan, maupun keuangan.
Terkait dengan status aktivitas gunung tertinggi di Bali itu yang sejak 14 September 2017 sudah pada level II (Waspada), masyarakat dan wisatawan dilarang beraktivitas pada radius tiga kilometer dari kawah Gunung Agung. Terhitung 18 September 2017, pukul 21.00 WURA, status Gunung Agung dinaikkan dari level dua (waspada) ke level tiga (siaga).
"Saya mengimbau kepada masyarakat terutama sekali yang berada di kawasan rawan bencana Gunung Agung. Yang pertama, tetap tenang tidak usah panik. Yang kedua, ikuti arahan resmi dari pemerintah. Jika ada informasi yang berkembang dari sumber tidak jelas segera cari informasi dari sumber yang resmi. Yang ketiga, setiap arahan resmi dari pemerintah supaya diikuti, ditaati dengan baik," kata Dewa Indra.