Senin 18 Sep 2017 15:34 WIB

Tiga Titik Api Terdeteksi di Kupang

Titik Api (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Titik Api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Senin kembali mendeteksi tiga titik api (hotspot) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Ada tiga titik api atau hostpot yang kembali terdeteksi oleh satelit SNPP dan Aqua," kata Kepala BMKG El Tari Kupang, Bambang Setiajid melalui pesan singkat di group Whatsapp BMKG, Senin (18/9).

Titik api yang pertama yaitu wilayah Pabirewai di Kabupaten Sumba Timur dengan tingkat kepercayaan mencapai 91 persen. Titik api yang kedua yaitu wilayah Wigete di Kabupaten Sikka dengan tingkat akurasi data 97 persen, dan yang terakhir Lasiolat di Kabupaten Belu dengan tingkat akurasi data mencapai 94 persen.

Sedangkan untuk peta persebaran titik api yang diperbaharui pada Minggu (17/9) terdapat di daerah Pulau Sumba, Maumere, Atambua dan Pulau Timor, katanya menjelaskan.

Dia menjelaskan, Hotspot merupakan suatu area yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya yang dapat deteksi oleh satelit. Area tersebut direpresentasikan dalam suatu titik yang memiliki koordinat tertentu.

"Selama ini orang berasumsi bahwa titik api atau Hotspot berarti sudah terjadi kebakaran, tetapi sebenarnya Hotspot merupakan suatu area yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya yang dapat deteksi oleh satelit," katanya.

Satelit yang dikenal untuk mendeteksi hotspot/titik panas adalah Satelit NOAA, Terra/Aqua MODIS, maupun data satelit penginderaan jauh.

"Secara kualitas memang benar, bahwa jumlah hotspot/titik panas yang banyak dan menggerombol menunjukkan adanya kejadian kebakaran lahan/hutan di suatu wilayah," katanya.

Saat ini, data inilah yang masih paling efektif dalam memantau kebakaran lahan dan hutan untuk wilayah yang luas dan cepat. Teknologi satelit penginderaan jauh saat ini memungkinkan memantau kebakaran lahan dan hutan secara near real time, katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement