Senin 18 Sep 2017 13:53 WIB

Ketua MPR: Masyarakat Hati-Hati Gelar Diskusi Isu Sensitif

Massa mengepung kantor YLBHI, Menteng, Jakarta, Senin (18/9) dinihari WIB.
Foto: Republika/Ali Yusuf
Massa mengepung kantor YLBHI, Menteng, Jakarta, Senin (18/9) dinihari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta seluruh masyarakat Indonesia berhati-hati dalam menggelar diskusi atau pertemuan yang berkenaan dengan isu-isu yang sensitif.

"Saya meminta masyarakat betul-betul harus bijak, dalam isu-isu sensitif harus hati-hati," ujar Zulkifli Hasan di sela sosialisasi empat pilar di Sumenep, Jawa Timur, Senin, menanggapi kericuhan yang sempat terjadi di sela diskusi berbalut pagelaran seni bertajuk Darurat Demokrasi di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Ahad (17/9) malam.

Zulkifli mengatakan, dalam menggelar diskusi berkenaan dengan isu-isu yang sensitif, masyarakat harus meminta izin dan menyampaikan rencana itu terlebih dulu. Agar semua pihak mendapatkan kejelasan dan mencegah timbulnya fitnah atau muncul salah paham.

Di sisi lain, dia menegaskan Indonesia adalah negara hukum. Jika terjadi hal-hal yang dinilai bertentangan, maka siapapun tidak boleh main hakim sendiri.

"Tidak dibenarkan main hakim sendiri. Kalau ada yang dianggap melanggar, biarlah proses hukum berjalan," kata Zulkifli.

Sebelumnya, ratusan massa berusaha membubarkan acara diskusi dan pagelaran seni bertajuk Darurat Demokrasi yang menampilkan sejumlah seniman, budayawan, aktivis, akademisi dan beberapa orang lanjut usia, di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Ahad (17/9) malam. Massa menuding diskusi tersebut terkait upaya membangkitkan Partai Komunis Indonesia.

Menurut panitia, tudingan yang ditujukan massa sama sekali tidak benar. Panitia acara pun menyatakan telah mendapatkan izin dari pihak kepolisian atas penyelenggaraan acara tersebut.

Pihak kepolisian yang mengawal diskusi tersebut juga telah berusaha menjelaskan kepada massa bahwa diskusi Minggu malam itu sama sekali tidak terkait PKI.

Meskipun demikian massa tetap berusaha membubarkan diskusi dengan mengepung Kantor YLBHI dan melakukan aksi kekerasan baik secara verbal maupun pelemparan benda-benda keras ke arah Kantor YLBHI.

Peristiwa ini memicu bentrokan antara massa dengan aparat kepolisian yang mengamankan diskusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement