REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan, nasionalisme sama sekali tidak bertentangaan dengan ajaran agama apa pun. "Nasionalisme justru merupakan bagian dari iman," katanya pada Apel Perkemaan Wira Karya Maarif Nasional (Perwimanas) di Lapangan Tembak Plempungan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9), yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Said menuturkan, rasa cinta terhadap Tanah Air telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari perpecahan. Ia mengatakan, NU berdiri ada komitmen menjaga kemajemukan dengan mengembangkan cinta Tanah Air pada generasi muda sebagaimana pada kegiatan Perwimanas.
Ia mengataan, akhir-akhir ini intensitas konflik yang dilatarbelakangi perbedaan suku, agama, ras, dan antargoloongan (SARA) di dunia semakin meningkat. Perlahan namun pasti, kata Said, konflik yang terjadi di Irak, Suriah, Myanmar, dan di belahan bumi lainnya telah mereduksi komitmen kebangsaan sebagian warga negara Indonesia. "Hal itu ditunjukkan dengan berbagai gerakan intoleransi yang terjadi dalam skala besar akhir-akhir ini," katanya.
Said mengatakan, sepantasnya dipastkan bahwa nilai-nilai kebangsaan berbasis agama yang dibangun oleh para pendahulu tertanam dalam setiap generasi penerus bangsa Indonesia sehingga perbedaan SARA tidak dapat dijadikan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk merusak bangsa ini. "Menurut saya kegiatan ini hadir di saat yang tepat saat generasi muda banyak dihadapkan tantangan yang dapat mereduksi komitmen kebangsaan mereka. Melalui kegiatan ini dapat membentengi siswa Lembaga Pendidikan Maarif dengan berbagai pemahaman yang dapat merusak tatanan berbangsa dan bernegara yang digariskan para pendiri bangsa ini dan pendiri jamiah NU," katanya.