Senin 18 Sep 2017 10:27 WIB

Pemkot Surabaya Siapkan Lelang Proyek Trem

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) bersama jajaran Pemkot Surabaya.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) bersama jajaran Pemkot Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan tim dari berbagai institusi salah satunya dari perguruan tinggi untuk melakukan lelang proyek angkutan massal cepat (AMC) trem. Sekretaris Kota (Sekkota) Hendro Gunawan, di Surabaya, Senin (18/9), mengatakan, kebutuhan angkutan publik di Surabaya tidak bisa ditunggu, apalagi di beberapa kawasan mulai terjadi kemacetan lalu lintas. "Wali kota mengambil salah satu opsi yakni dengan menggunakan kerja sama dengan swasta," kata Hendro, Senin.

Menurut dia, salah satu mekanisme yang akan dilakukan Pemkot Surabaya adalah dengan mengadalan pelelangan. Nantinya, lanjut dia, tim pelelangan dari beberapa institusinya salah satunya dari perguruan tinggi. "Tim ini untuk memberikan penilaian calon investor yang paling layak baik dari kemampuan, layanan, harga tiket dan lainnya," ujarnya.

"Kewajiban pemkot adalah memberikan subsidi terhadap tiket per penumpangnya," katanya. Saat ditanya apakah dengan molornya proyek ini biaya untuk proyek trem semakin meningkat, Hendro mengatakan untuk mengantisipasi itu pemkot harus cepat melakukan pelelangan.

"Kalau waktu tertahan terus harga semakin mahal karena menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi, nilai uang dan inflasi," katanya. Saat ini, lanjut dia, persiapan trem yang sudah dilakukan sampai detail engineering design (DED). "Kami berharap tahun depan sudah mulai pelelangan," katanya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan, meski pemerintah pusat menyatakan tidak akan membiayai proyek trem, pihaknya tetap akan melanjutkan proyek tersebut meski tanpa dukungan APBN. Risma memaparkan skema pembiayaan megaproyek tersebut dengan cara pemkot akan menggandeng investor untuk merealisasikannya.

Sesuai rencana, pembangunan trem akan diajukan untuk ikut tender pada awal 2018. Dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk menyelesaikan tender itu. Jika proses tender berjalan lancar, pembangunan proyek bisa terlaksana pada 2019. Sedangkan, waktu yang dibutuhkan untuk membangun yakni selama dua tahun atau selesai pada 2021.

Dalam tender itu, pemkot tidak akan ikut campur saat memilih pemenang. Penilaian investor sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang lebih ahli, mulai perguruan tinggi hingga instansi pusat yang memang ahli di bidangnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement