REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengutamakan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi dalam negeri seiring telah dilakukannya alih teknologi, salah satunya oleh PT PAL Indonesia. Panglima Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto menunjukkan salah satu produk alutsista hasil dari alih teknologi PT PAL dengan perusahaan dari Korea adalah kapal selam KRI Nagapasa 403, yang turut dipamerkan dalam pameran alutsista di Dermaga Madura Koarmatim Surabaya, 16-17 September 2017.
"Selain KRI Nagapasa, ada beberapa peralatan tempur lainnya yang merupakan produksi dalam negeri yang dipamerkan di sini," katanya kepada wartawan di sela pameran, Ahad (17/9).
Dia menjelaskan alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Darat (AD) malah sudah banyak yang diproduksi oleh perusahaan dari dalam negeri. "Seperti beberapa kendaraan tempur jenis Anoa milik TNI AD itu merupakan produk dalam negeri. Beberapa alutsista milik Angkatan Udara dan Angkatan Laut saya lihat juga sudah banyak teknologi yang telah dikembangkan oleh perusahaan dalam negeri," ujarnya.
TNI Angkatan Laut sendiri, lanjut Pangarmatim, saat ini sedang memesan sejumlah unit kapal selam di PT PAL Indonesia, menindaklanjuti pengembangan hasil alih teknologi dari perusahaan galangan kapal Badan Usaha Milik Negara itu dengan perusahaan di Korea. Bagi TNI, Pangarmatim menambahkan, sangat menyambut baik alih teknologi yang telah dilakukan perusahaan dalam negeri dengan negara lain.
"Dengan begitu kebutuhan alutista yang diinginkan TNI bisa dipenuhi di dalam negeri sendiri," katanya.
Terlebih, dia menambahkan, kondisi alutsista yang dimiliki TNI saat ini memang harus segera diremajakan karena kebanyakan umurnya sudah terlalu tua. "Saat ini sedang kita ganti satu per satu. Tinggal menunggu kuota yang diberikan pemerintah terhadap perusahaan dalam negeri kita sebesar apa. Apa mau seratus persen pengadaan alutsista dibangun sendiri di dalam negeri, nanti terserah keputusaan pemerintah," ujarnya.