REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amnesty International mengapresiasi pemerintah Indonesia yang aktif membantu upaya penyelesaian krisis kemanusiaan yang melanda kaum minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.
"Bagaimanapun juga dalam pandangan kami Indonesia lah sekarang yang paling kunci di dalam mendiplomasikan penyelesaian krisis hak asasi manusia (HAM) di Myanmar," kata Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/9).
Usman mengatakan, pihaknya mendukung diplomasi Indonesia yang berbicara dengan State Counsellor Myanmar Daw Aung San Suu Kyi untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine.
"Dan juga mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk ikut aktif di dalam menghentikan kekerasan dan pelanggaran HAM di sana dan memulihkan status keamanan dan juga memulihkan krisis pembangunan," ujarnya.
Ia juga telah berbicara tentang krisis kemanusiaan Rohingya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi sebelum keberangkatan ke Sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Saya bicara dengan Menlu Retno pagi ini yang mau berangkat ke Sidang Umum PBB. Dia sampaikan 'update' bahwa akan ada pernyataan dari Aung San Suu Kyi di Myanmar pada 19 September. Semoga hasil pernyataannya sangat positif," katanya lagi.
Dia mengatakan Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan krisis kemanusiaan tersebut telah memaksa lebih dari 370.000 ribu pengungsi yang melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017.
"Jumlah pengungsi yang memperlihatkan satu krisis kemanusiaan yang sangat serius selain pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi," ucapnya.
Mengingat akses bantuan kemanusiaan internasional yang sulit masuk ke Myanmar khususnya ke negara bagian Rakhine, dia mengapresiasi upaya Indonesia yang menjalin hubungan dengan otoritas Myanmar untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah kemanusiaan di wilayah itu. Dia juga mengapresiasi pemerintah Indonesia yang mengantarkan bantuan kemanusiaan bagi orang Rohingya.
"Langkah-langkah semacam itu adalah langkah-langkah diplomasi Indonesia yang memang sangat penting untuk kami, dan kami sangat apresiasi langkah pemerintah Indonesia karena pemerintah Indonesia memegang peranan kunci untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan dan HAM di sana," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Rabu melepas bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi Rohingya yang berada di perbatasan Bangladesh dengan Myanmar.
"Hari ini akan diberangkatkan empat pesawat Hercules yang di dalamnya ada beras, bantuan makanan siap saji, family kit, tenda pengungsi, tangki air, pakaian anak serta selimut, karena barang-barang inilah yang sangat diperlukan," katanya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bantuan tahap pertama beratnya 34 ton, berupa 20 ton berupa beras saja dan sisanya gula dan bahan pangan lainnya. Dia mengatakan bantuan pertama seluruhnya dari pemerintah dan bahwa bantuan pangan dan logistik untuk Rohingya masih akan bertambah.